Katalog UANG KUNO

Mavin International Singapore mengadakan lelang pada tanggal 30 Maret 2013
Mari kita lihat lot-lot uang Neth Indies dan Indonesianya
738. Republik Indonesia Serikat, 10 Rupiah, 1 January 1950, Sukarno, (P.37; H-223), serial nos. E/11 946612 to 614, 3 consecutive notes, 1st 2 notes, GEF, last note, UNC. (3) S$220 Up
739. Republik Indonesia Serikat, 10 Rupiah, 1 January 1950, (P.37; H-223), serial nos. E/4 935812 to 814, 3 consecutive notes, ageing, UNC. (3) S$75 Up
740. Bank Indonesia, 100 Rupiah, ND (1957), (P.51; H-243), squirrel, serial no. 100EAC41979; 100 Rupiah, ND (1960), (P.86a; H-271), serial no. XKA 019132, rust stains; Republik Indonesia, 1 Rupiah, 1956, (P.74; H-237), serial nos. HNJ 014397 to 400, 4 consecutive notes; some with foxing. 1st and 2nd note, fine to good fine, others AU-UNC. (6) S$85 Up
741. Bank Indonesia, 1000 Rupiah, 1 January 1959, (P.71b; H-264), serial nos. 1000 DZ/1 86531 to 540, 10 consecutive notes, UNC. (10). S$320 Up
Ayo, jarang-jarang ada 10 lembar yang urut…… 
742. Bank Indonesia, 500 Rupiah, 1982, (P.121; H-318), serial no. GQT 000001, AU-UNC. S$80 Up
Penggemar nomor cantik akan senang karena lot-lot berikutnya banyak yang bernomor cantik
743. Bank Indonesia, 500 Rupiah, 1988, (P.123a; H-323), serial nos. TBA 111111, TBM 111111, ageing spots, UNC. (2) S$70 Up
744. Bank Indonesia, 5000 Rupiah, 1992, (P.130a; H-327), serial no. XTL 444444, UNC. S$50 Up

745. Bank Indonesia, 10000 Rupiah, 1992, (P.131a; H-328), serial no. CBH 100000, UNC. S$40 Up
746. Bank Indonesia, 10000 Rupiah, 1992, (P.131a; H-328), serial no. VTQ 333333, UNC. S$60 Up
747. Bank Indonesia, 50000 Rupiah, 1993, polymer, (P.134a; H-331), serial nos. ZZG 124221 to 223, 3 consecutive notes, UNC. (3). S$60 Up
748. Bank Indonesia, 50000 Rupiah, 1995, (P.136d; H-333), serial no. XBF 222222, AU-UNC. S$60 Up
749. Bank Indonesia, 20000 Rupiah, 1998, (P.138; H-335), serial nos. WBD 000001, WBO 000001, GVF-EF. (2) S$40 Up
750. Bank Indonesia, 1000 Rupiah, 2000, (P.141a; H-338), serial no. ATB 000001, PMG Choice UNC64 EPQ. S$65 Up
751. Bank Indonesia, 10000 Rupiah, 2005, uncut sheet of 45, top left serial no. AAA 000008, bottom right no. BAV 000008, this uncut sheet consists of consecutive prefixes and same serial no. ‘000008’, AU-UNC. (1 sheet) S$8,000 Up
883. De Javasche Bank, 5 Gulden, 1937-39, (P.78b), serial no. XO 01463, PMG Choice UNC64. S$210 Up
Perhatikan walaupun UNC uang ini tidak mendapatkan gelar EPQ 
884. De Javasche Bank, 1934-38, 10 Gulden (4), (P.79a, 79b); Muntbiljetten Issue, 1 Gulden (2), 2-1/2 Gulden (5), 1940, (P.108a, 109a); Queen Wilhelmina, 50 Cents, 1 Gulden, 50 Gulden (2), 100 Gulden, 1943, (P.110a, 111a, 116a, 117a), various serial nos., good fine-VF, sold as is, no return. (16) S$70 Up
Lot yang menarik, cocok untuk reseller
885. De Javasche Bank, 200 Gulden, 23.5.1938, (P.83), 2 half notes joined together, left serial no. SU 07510, right no. Y 04786, missing bits, few centre holes, fine. S$900 Up
Lumayan mahal untuk uang sambungan
886. 1 Gulden, 15 Jun 1940, (P.108a), serial no. EA 190112, handling, GEF-AU. S$55 Up
887. Imperial Japanese Government, 1, 5, 10, 100 Roepiah, ND (1944), (P.129 to 132; Tan NJ11 to NJ14), block SN, SM, SL, SK, ageing, 10 and 100 Roepiah, VF, others AU. (4) S$35 Up
888. Japanese Government, 100 Roepiah, ND (1944-45), (P.126; Tan NJ8), block SO, minor ageing, GEF. S$25 Up
Kelihatannya tipe yang palsu, bagaimana menurut pendapat teman-teman?
Bagi yang berminat ikutan silahkan klik saja websitenya http://www.mavininternational.com
Harga dalam Singapore dollar dan jangan dilupakan fee lelang sebesar 19,26%. 

Sabtu, 02 Maret 2013

Dibalik lelang JA

Java Auction (JA) yang baru saja diselenggarakan telah membawa berkah bagi kalangan pecinta uang kuno. Tidak hanya bagi para kolektor tetapi juga bagi penyelenggara dan juga para pedagang. Beberapa pedagang baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri datang membawa barang-barang dagangannya. Ada yang membawa uang negara kita, ada pula yang menjajakan uang negara lain.
Seorang pedagang lokal membawa puluhan lembar uang kertas SPECIMEN baik yang bernomor seri 00000, 123456 ataupun nomor jalan. Ada seri kebudayaan 1952 yang cukup langka, seri pekerja 1958 dan 1964, seri Sudirman 1968, seri binatang, Timor Timur dan lain sebagainya. Seorang lagi membawa satu album yang diantaranya berisi wayang 100 Gulden yang dengan cepatnya berpindah tangan.Seorang pedagang besar terlihat membawa ratusan lembar uang kuno berbagai jenis, mulai dari yang termurah sampai termahal seperti 2 lembar ORI 600. Terlihat pula uang JIM 1, 5 dan 10 cent yang dijual dalam bentuk gepokan, beberapa jenis pecahan JP Coen pecahan 200, 500 dan 1000 Gulden, Federal specimen dan tentu saja uang uncut lengkap dengan foldernya. Java Auction dijadikan pula tempat untuk melepas barang bagi kolektor yang sudah bosan dengan koleksinya. Terlihat salah seorang kolektor besar yang melepas puluhan lembar uang kertas seri King George VI dan Queen Elizabeth II hasil buruannya selama bertahun-tahun. Uang yang menjadi incaran kolektor mancanegara tersebut dengan segera hilang disapu bersih penjual Singapore.
Bukan hanya uang kertas, uang coin pun tidak kalah banyaknya dijajakan disana. Seorang pedagang dari Jogyakarta membawa banyak sekali jenis-jenis coin perak langka jaman Belanda, coin emas jaman kerajaan Majapahit dan kesultanan Aceh serta coin proof baik lokal maupun mancanegara.
Salah seorang pedagang dari Singapore membawa beberapa album berisi bermacam-macam jenis uang, SPECIMEN Sudirman 5000 dan 10000 Rupiah, SPECIMEN seri Sukarno, Proof Indochina, uang-uang polymer bernomor seri pengganti dan berbagai jenis lainnya. Diantara sekian banyak barang bawaannya ada dua jenis yang menarik perhatian saya :
Pertama adalah uang polymer Suharto pecahan 50000 Rupiah 1993. Sebagaimana kita ketahui uang ini memiliki nomor seri yang didahului oleh 3 huruf dan 2 huruf pertama selalu dimulai dengan ZZ. Yaitu ZZA, ZZB dst sampai terakhir ZZZ lengkap 26 abjad. Nah, uang yang dibawa oleh pedagang ini memiliki huruf yang tidak umum yaitu XXA. Mengapa bisa demikian? Apakah huruf XX menandakan bahwa uang tersebut merupakan seri pengganti? Jawabannya bukan, karena pencetak NPA yang mencetak uang tersebut tidak mengenal adanya seri pengganti (baca artikel 61). Kalau demikian mengapa ada huruf yang tidak sesuai dengan rumus ZZ? Ayo saya undang pendapat teman-teman semua, silahkan kirim jawaban via shoutbox atau email.
Yang kedua adalah uang yang boleh dikatakan kita semua tidak pernah lihat, termasuk saya dan hampir semua teman kolektor lainnya. Oleh penjual, uang yang berukuran sebesar wayang 50 Gulden tersebut telah diperlihatkan kebanyak teman tetapi tidak ada yang menyadarinya sampai akhirnya diperlihatkan kepada saya. Tanpa pikir panjang langsung saya ambil dan saya merasa sangat beruntung sekaligus sangat senang bisa membawa pulang uang tersebut.
Perhatikan gambar di bawah, apakah ada yang mengetahui jenis uang tersebut? Bagi yang memiliki katalog silahkan dibuka dan perhatikan nomor HM-1
Saya sedang mengumpulkan informasi tentang uang ini termasuk bertanya kepada beberapa ahli dari Belanda, tetapi sampai sekarang masih belum ada jawaban. Jenis yang sama tetapi dalam bentuk proof  tanpa nomor seri dan tanda tangan pernah dilelang di Belanda tahun 2006 dan terjual seharga 2500 Euro. Jenis yang saya beli bernomor seri jalan, bertanda tangan, perforasi NED HANDEL M, dan bertahun 1904 yang walaupun kondisinya hanya sekitar fine tetapi tentunya jauh lebih langka.
Versi proof terjual pada lelang di Belanda tahun 2006
Versi palsu yang sering dijual di internet
Dugaan sementara uang cetakan Johan Enschede yang ditemukan di pasar malam di daerah Penang-Malaysia tersebut adalah uang perkebunan (kemungkinan perkebunan tembakau) di daerah Medan, yang berlaku hanya di daerah tempat uang tersebut dikeluarkan serta sebagian daerah sekitarnya (mirip seperti kertas Probolinggo). Karena daerah Medan sangat dekat dengan wilayah kekuasaan Inggris di Malaya-Singapore, sangat mungkin terjalin hubungan bisnis yang erat antara keduanya. Karena itu tidak heran satuan uang yang dipakai bukan Gulden tetapi Dollar. Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya pita yang ditempel di sudut kiri bawah yang bertulisan bahwa uang ini setara dengan 1 Strait Dollar yang waktu itu berlaku di wilayah Malaya dan Singapore. Menarik bukan?
Untuk memastikan hal tersebut perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam serta pengetahuan sejarah yang memadai terutama tentang perkebunan di wilayah Medan dan hubungan dagang antara Netherlands Indies dengan wilayah jajahan Inggris di Malaya dan Singapore. Tentu tidak mudah apalagi kejadiannya di awal tahun 1900 an.
Bagaimanapun juga saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan uang yang super langka ini dan sekarang saya bagikan keteman-teman semua agar bisa ikut menikmatinya. Ternyata bukan hanya lelangnya  saja tetapi di belakang acara lelang Java Auction bisa membawa banyak kegembiraan. Karena itu saya menghimbau kepada para teman untuk datang pada lelang berikutnya dan jangan lupa bawa sebanyak mungkin barang-barang koleksinya baik untuk ditukar, dijual atau sekedar diperlihatkan untuk membuka mata kita bersama.
Jakarta 1 Maret 2013
Salam numismatik

Kamis, 28 Februari 2013

2013

Pecahan 2000, 5000 dan 10000 Rupiah tahun cetak 2013 telah beredar
Ayo mulai berburu….

Sabtu, 23 Februari 2013

Java Auction 9

 Lelang JA berlangsung cukup ramai. Banyak teman kolektor dan penjual baik lokal maupun negara tetangga yang berdatangan. Harga penutupan untuk sementara saya cantumkan di masing2 lot, tanda silang menunjukkan lot tidak terjual. 
Silahkan klik gambar untuk memperbesar dan melihat hasilnya.
Pada halaman ini tidak ada kejutan yang berarti, harga penutupan dari lot yang terjual masih tergolong rasional. Lot termahal adalah 100 Rupiah 1947 tembakau tt Maramis (lot 13) yang terjual diharga dasar Rp15 juta.
Sesuai dugaan, ORI 600 tidak terjual, demikian juga lot-lot pada halaman ini kecuali pecahan 400 Rupiah 1948 (lot 25) yang terjual juga diharga dasar 1,700,000 Rupiah
Demikian juga dengan ORI 600 dengan margin ENR serta beberapa jenis ORI Baru tidak terjual. Sisanya kebanyakan terjual diharga dasar. Dapat dilihat kalau harga uang ORI tidak banyak mengalami peningkatan.
Lot-lot pada halaman ini juga tidak ada yang memberikan kejutan.Beberapa jenis seri kebudayaan yang bernomor urut seperti pecahan 5 (lot 41), 10 (lot 42), 25 (lot 44), 50 (lot 45) dan 500 (lot 47) laris manis walaupun harga tidak terlalu mengangkat. Yang mengherankan lot 49 yaitu 5 Rupiah orangutan 1957 sebanyak 9 lembar urut nomor tidak terjual, padahal cukup langka ditemukan dalam jumlah banyak sekaligus.
Kejutan baru terjadi pada lot 51 (Rp10 rusa 1957), ada 2 bidder yang bersaing ketat dan akhirnya ditutup seharga Rp54 juta. Kejutan lain juga terjadi pada lot 62 (Rp1000 gajah UNC) dimana harga penutupan melebihi perkiraan yaitu Rp5,2 juta !! Lot-lot lain pada seri binatang kebanyakan terjual sedikit diharga dasar kecuali set specimen seri binatang yang sepi peminat.
Lot 67 si banteng terjual dikisaran harga yang sama dengan harga bertahun-tahun yang lalu, demikian juga dengan bunga 500 SPECIMEN. Sedikit kejutan terjadi pada lot 77 (Rp5000 pekerja 1958 coklat) yang terjual Rp2,4 juta untuk 2 lembar UNC urut nomor. Lot lain terjual tidak jauh disekitar harga pembukaan kecuali pecahan Rp1000 pekerja 1958 yang tidak ada peminat sama sekali, padahal ada 7 lot.
Lot-lot pada halaman ini juga tidak ada kejutan dan sesuai prediksi, untuk kesekian kalinya Sukarno 2500 dan 5000 tidak ada peminat. Lot yang tidak terjual antara lain adalah semua pecahan Rp10000 nelayan (hijau dan garuda) 1964 yang kita ketahui memang relatif banyak dan mudah ditemukan.
Kejutan besar terjadi pada lot 116 (Rp500 bunga bangkai 1982) yang terjual seharga Rp1,8 juta dan lot 124 (uncut 2 lbr Rp10000) yang terjual Rp2,1 juta. Tetapi harap dimaklumi karena nomor seri pada lot 124  ini tergolong cantik yaitu AAQ dan AAR 000100. Ironisnya satu-satunya lot dengan nomor cantik kembar 444444 (lot 120) tidak terjual. Lot lain kebanyakan terjual diharga dasar.
Halaman ini penuh kejutan. Lot 125 uncut 2 Rp50000 terjual Rp2,2 juta, jangan heran karena nomor serinya  tergolong cantik juga. Lalu pada uncut 4 Rp2000 yang terjual diharga Rp.650 ribu dan terakhir kejutan serta perang sengit terjadi lagi pada full sheet Rp2000.
Lot-lot yang berisi uang daerah sebagian besar terjual diharga dasar.
Sedikit kejutan pada uang2 PRRI karena terjual melebihi harga estimasi, padahal sudah bertahun-tahun uang ini bergerak ditempat. Uang creasi dan bingkai 10 G specimen tidak terjual.
Uang-uang Neth indies pada halaman ini terjual sedikit di atas harga estimasi kecuali lot 174 wayang 10 G fine yang terjual gila-gilaan yaitu Rp5,6 juta. Padahal harga pembukaannya cuma Rp500 ribu. Selidik punya selidik ternyata hanya gara-gara nomor serinya cantik yaitu 00001. Rupanya penggemar nomor cantik sudah bosan dengan seri-seri biasa dan mulai merambah seri wayang.
Halaman ini penuh dengan barang-barang yang langka tetapi tidak ada yang memberikan kejutan. Wayang 200 Gulden issued dan 1000 Gulden Proof tidak terjual, demikian juga pecahan 100 Gulden VF nya, yang terjual malah yang 100 Gulden fine dan 50 Gulden fine. Dan sesuai dugaan pula wayang 50 Gulden tt Praasterink urut nomor sudah mulai sepi peminat padahal harga rata2 yang urut cuma sekitar 3 jutaan doang, sangat berbeda dibanding beberapa waktu yang lalu dimana sempat terjual sampai 2- 2,5 kali lipat lebih tinggi.
Lot-lot pada halaman ini juga tidak ada kejutan, harga penutupan masih dikisaran normal.
Nica SPECIMEN terjual diharga dasar, tidak berubah sejak bertahun2 yang lalu. Pecahan2 lain terjual masih sesuai ekspetasi.
Halaman ini juga tidak menunjukkan kejutan yang berarti. Harga penutupan tidak berbeda jauh dari pembukaan.
Secara keseluruhan harga-harga hasil lelang JA 9 kali ini tidak mengalami peningkatan yang signifikans. Bahkan beberapa jenis sudah mengalami penurunan harga seperti wayang 25 dan 100 Gulden. Sebaliknya uang uncut terutama yang bernomor cantik mengalami peningkatan harga.
=======================================

Selasa, 01 Januari 2013


Revisi Harga

Banyak teman meminta agar harga-harga di web ini direvisi. Sebenarnya untuk merevisi harga bukan pekerjaan gampang dan yang lebih mengerti adalah para penjual. Tetapi baiklah, sedikit demi sedikit akan mulai saya ubah. Dimulai dengan menampilkan hasil-hasil lelang internasional yang belum lama berlangsung.
10 Gulden 1920 Specimen, no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga, kondisi AU
Terjual $881 pada lelang Stacks Bowers (USA) Januari 2013
Seri Bingkai 10 Gulden 1920 Specimen tt vd Berg-Zeilinga
5 jt (VF), 6 jt (EF), 8 jt (AU), 10 jt (UNC)
25 Gulden 1920 Specimen, no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga, kondisi AU
Terjual $940 pada Januari 2013
Seri Bingkai 25 Gulden 1920 Specimen tt vd Berg-Zeilinga
6 jt (VF), 8 jt (EF), 10 jt (AU), 12 jt (UNC)
100 Gulden 1921 Specimen, no seri merah tt Hermert-Zeilinga, kondisi AU.
Terjual $1410 pada lelang Stacks Bowers Januari 2013
Coen Mercurius 100 Gulden Specimen no seri merah tt Hermert-Zeilinga
8 jt (VF), 12 jt (EF), 15 jt (AU)
200 Gulden 1919 Specimen, no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga. Kondisi AU
Terjual $1645 pada Januari 2013
Coen Mercurius 200 Gulden Specimen no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga
10 jt (VF), 15 jt (EF), 17 jt (AU)
500 Gulden 1919 Specimen tt vd Berg-Zeilinga.Kondisi AU
Terjual $1700 pada lelang yang sama dengan di atas
Coen Mercurius 200 Gulden Specimen tt vd Berg-Zeilinga
12 jt (VF), 15 jt (EF), 20 jt (AU)
1000 Gulden 1912 Specimen, tt Gerritzen-Vissering, kondisi VF
Terjual $2232 Januari 2013
Coen Mercurius 1000 Gulden Specimen tt Gerritzen-Vissering
20jt (VF), 30 jt (EF), 40 jt (AU)
500 Gulden 1943 Specimen, terjual $1100 pada Januari 2013
NICA 500 Gulden 1943 Specimen 
10 jt (UNC)
Satu set lengkap NICA specimen saat ini berharga sekitar 22-24 juta Rupiah
Pecahan 50cent, 1 G, 2,5 G Specimen masing-masing sekitar Rp1 jt (UNC)
Pecahan 5, 10 dan 25 G Specimen masing-masing sekitar Rp1,5 jt (UNC)
Pecahan 50 G dan 100 G masing-masing sekitar Rp3 jt (UNC)
5 Gulden 1942 specimen unissued, UNC. Terjual $350 pada lelang Stacks Bowers (USA)
Atau sekitar Rp3,5 jt (UNC)
5.000 Rupiah 1968 Sudirman var 2 huruf, kondisi AU terjual sekitar Rp1,3 juta
(eBay Desember 2012). Walaupun bernominal lebih kecil tetapi pecahan ini
lebih sulit ditemukan daripada pecahan Rp10.000, apalagi var 2 hurufnya
5.000 Rupiah 1968 Sudirman var 2 huruf
600 rb (VF), 1 jt (EF), 1,5 jt (AU), 2 jt (UNC)
5000 Rupiah 1968 Sudirman var 3 huruf
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,2 jt (AU), 1,75 jt (UNC)
10.000 Rupiah 1968 Sudirman var 3 huruf, kondisi AU terjual sekitar Rp1,2 juta
(eBay Desember 2012)
10.000 Rupiah 1968 Sudirman var 3 huruf
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,2 jt (AU), 1,5 jt (UNC)
600 Rupiah 1948 ‘essay’ XF
Terjual sekitar Rp25 juta pada lelang eBay Desember 2012 oleh penjual dari Itali
Menurut para sepuh uang ini ditemukan secara tidak sengaja dalam bentuk plano berisi
16 lembar yang kemudian dipotong masing-masing menjadi 8 lembar dengan margin ENR
dan 8 lagi tanpa margin.
Beberapa saat kemudian ditemukan lagi 1 lembar plano lain yang dipotong-potong juga oleh
penjualnya dan disisakan selembar dalam bentuk uncut 4 yang pernah dilelang di JA
(menurut kabar terbaru uncut 4 ini juga telah dipotong).
  Tetapi uang yang dilelang eBay ini memiliki potongan berbeda dibanding uang2 lainnya,
margin bertulisan ENR (Enam Ratus Rupiah?) yang sangat menambah nilai jual
ternyata juga ikut dipotong.
Bila uang ini asli, berarti masih ada plano lain yang tersimpan di luar negeri,
sehingga berapa jumlah pastinya menjadi sulit diketahui.
5,000 Rupiah 1958 violet, 2 lembar urut nomor UNC
Terjual $91 pada lelang eBay November 2012
5000 Rupiah 1958 violet
100 rb (EF), 250 rb (AU), 400 rb (UNC)
10,000 Rupiah 1975 barong UNC
Terjual $143 di Ebay pada November 2012
Barong 10000 Rupiah 1975
100 rb (VF), 500 rb (EF), 750 rb (AU), 1,25 jt (UNC)
100 Gulden 1939 wayang, VF
Terjual $1700 belum termasuk fee 15% (total sekitar Rp18 juta)
 pada lelang LKCA (Amerika) November 2012
Wayang 100 Gulden 1939
10 juta (Fine), 15 juta (VF), 25 juta (EF), 35 juta (AU)
Seri binatang 5 Rupiah ND (1959) var 3 huruf kondisi UNC
Terjual seharga $36 (sekitar Rp.350 rb) pada Oktober 2012
5 Rupiah 1957 orangutan, var 3 huruf
50 rb (VF), 100 rb (EF), 150 rb (AU), 350 rb (UNC)
Bunga 1000 Rupiah 1959 variasi d, kondisi UNC
Terjual $32 pada Oktober 2012 (sekitar Rp.300rb)
1000 Rupiah 1959 bunga, variasi d (2 huruf di atas 1 huruf)
50 rb (VF), 75 rb (EF), 150 rb (AU), 300 rb (UNC)
Wayang 25 Gulden sign Praasterink, Grade UNC
Terjual Rp.10 juta perlembar pada lelang KM Oktober 2012
Variasi ini memang sulit ditemukan yang berkondisi UNC sehingga saya tidak menolak sewaktu  mendapatkan tawaran belasan lembar urut nomor dari luar negeri pada September 2011.
Apalagi setelah di grading oleh PMG dan diberikan nilai sangat baik yaitu 64 EPQ.
Harga waktu itu hanya 40% dari harga penutupan lelang KM.
Menurut rumor uang ini ditemukan dalam jumlah sangat banyak
(beberapa puluh lembar) tetapi tidak dilepas sekaligus oleh si penjual.
25 Gulden wayang sign Praasterink
500 rb (Fine), 1 juta (VF), 1,5 juta (EF), 2,5 juta (AU), 5 juta (UNC)
Pekerja 10.000 Rupiah 1964 Garuda w/m kiri-kanan. Grade UNC
Terjual $23.5 di Ebay Oktober 2012 (sekitar Rp.320,000 setelah ditambah ongkos kirim)
10.000 Rupiah 1964 nelayan, w/m Garuda kiri-kanan
Rp.50 rb (VF), Rp.100 rb (EF), Rp.150 rb (AU), Rp.300 rb (UNC)
Bingkai II 10 Gulden 1916 issued, sign vd Berg – Zeilingga (var #10). Grade crisp VF
Terjual $1,525 pada Oktober 2012 (sekitar Rp.15 juta)
Bingkai II 10 Gulden issued
5 juta (VG), 10 juta (Fine), 15 juta (VF), 20 juta (EF)
NICA 50 Gulden 1943, 2 lembar urut nomor. UNC
Terjual $235 (sekitar Rp.2,2 juta) pada lelang bulan Agustus 2012
50 Gulden 1943 NICA
100 rb (VF), 250 rb (EF), 500 rb (AU), 750 rb (UNC)
Sukarno 500 Rupiah UNC saya beli di harga Rp.2,5 juta bulan Juni 2012
sedangkan pada lelang JA di bulan yang sama terjual Rp.2,7 juta (UNC) dan 1,5 juta (AU)
500 Rupiah 1960 Sukarno, w/m banteng
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,5 juta (AU), 2,5 juta (UNC)
Japanese Goverment, P-127a 1000 Roepiah ND (1945). Grade AU
Sold for $850.00 (sekitar Rp.9 juta pada lelang bulan Mei 2012)
1000 Roepiah Pemerintah Dai Nippon unissued
7 juta (EF), 8 juta (AU), 9 juta (UNC)
De Javasche Bank, P-78c 5 Gulden 17.7.1939. Grade: AU/UNC
Sold for $90.00 (sekitar Rp.1 juta) pada Mei 2012
5 Gulden 1939  Wayang 
100 rb (VF), 200 rb (EF), 400 rb (AU), 750 rb (UNC)

INDONESIA. Bank Indonesia. 100 Rupiah, ND (1963). P-R5

A regional issue note which shows with the “Irian Barat'” overprint. Nice appeal and even circulation. 
Grade : Very Fine
Sold for $218 (sekitar Rp.2 juta pada Januari 2012)
Sukarno Irian Barat 100 Rupiah
500 rb (Fine), 1 juta (VF), 2 juta (EF), 3 juta (AU), 4 juta (UNC)
 
NICA 100 Gulden 1943, UNC-
Terjual seharga 100 Euro pada bulan Mei 2012 (sekitar Rp.1,5 juta)
100 Gulden 1943 NICA 
500 rb (EF), 1 juta (AU), 2,5 juta (UNC)
 
Coen Mercurius 200 Gulden 1916 issued note, grade VG
Terjual seharga 2200 Euro pada bulan Mei 2012 (atau sekitar Rp.33 juta)
Coen Mercurius 200 Gulden 1916 non specimen
30 juta (VG), 45 juta (Fine), 100 juta (VF)
Bank Indonesia P-52 500 Rupiah ND (1957) Grade AU
An underrated design which shows with nice color and exceptional detail. A vivid vignette of a tiger is seen at left with a verso design depicting paddy terraces. A single light vertical fold for circulation.
Final bid $431 (sekitar Rp.4 juta) pada Januari 2012

 500 Rupiah 1957 macan 
2 juta (VF), 3 juta (EF), 4 juta (AU), 10 juta (UNC)
Bank Indonesia P-53 1000 Rupiah ND (1957)
Lovely detail and color on this Elephant 1,000 Rupiah note. 
Even circulation and problem free for the grade. Choice Very Fine
Final bid $206 (sekitar 1,9 juta) pada Januari 2011
1000 Rupiah 1957 gajah 
1 juta (VF), 1,5 juta (EF), 2,5 juta (AU), 4 juta (UNC)

Bank Indonesia P-54 2500 Rupiah ND (1957). Grade Very Ch. New 64 (UNC)
Highest issued denomination; leguan/village. Spectacular and now quite difficult so choice. 
PCGS terms this “Very Ch. New 64”.
Sold for  $300 (sekitar Rp.3,5 juta) Desember 2011
2500 Rupiah 1957 komodo 
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,5 juta (AU), 3,5 juta (UNC)
Muntbiljetten P-108a; P-109a 1; 2 1/2 Gulden 15.6.1940, Both UNC
TWO NOTES; both UNC. Both made in Batavia. The 1 Gulden is particularly underrated.
Sold for $95 (sekitar Rp,1,1 juta) pada awal 2012
 1 Gulden 1940 munbuljet
50 rb (VF), 100 rb (EF), 250 rb (AU), 500 rb (UNC)
 2,5 Gulden 1940 munbiljet
50 rb (VF),100 rb (EF), 300 rb (AU), 600 rb (UNC)
Bank Indonesia, 49As 10 Rupiah ND (1957). Grade UNC
SPECIMEN; serial number of zeroes. Stag/longboat. A rarity from the well known animal series. 
Sold for $1,600 (sekitar Rp.17 juta setelah ditambah fee dll) pada awal 2012

10 rupiah 1957  rusa 
10 juta (EF), 15 juta (AU), 20 juta (UNC)
Bank Indonesia, P-49Bs 25 Rupiah ND (1957). Grade UNC
SPECIMEN; serial number of zeroes. Next in the animal series; Java rhinoceros/batak houses. 
Wonderful in every respect. 
Sold for $2,400 (seklitar Rp.27,5 juta)

25 Rupiah 1957 badak 
15 juta (EF), 20 juta (AU), 25 juta (UNC)

 De Javasche bank 50 Gulden 1939
Despite rounded corners, overall quality example, VF
Sold for $375 atau sekitar Rp.4,4 juta pada pertengahan 2012

50 Gulden 1939 wayang 
2 juta (Fine), 4 juta (VF), 6 juta (EF), 10 juta (AU), Rare (UNC)
Sukarno Rp.25 (1960) sebanyak 29 lembar urut nomor dengan kondisi rata-rata AU-UNC
terjual $325 atau bila dikurs (Rp.9500/$) dan ditambah fee 25% menjadi sekitar Rp.3,9 juta
Berarti harga rata-rata perlembar Rp.135.000
25 Rupiah 1960 Sukarno
25 rb (VF), 50 rb (EF), 100 rb (AU), 150 rb (UNC)
2 lembar Coen 25 G (Fine), 2 lembar Coen 100 G (Fine) dan 1 lembar wayang 10 G (VF)
terjual pada harga $175 atau sekitar Rp.2 juta.
Berarti perkiraan harga masing-masing adalah sekitar
Rp.600.000 untuk Coen 100 G, Rp.300.000 untuk Coen 25 G dan Rp.200.000 untuk wayang
25 Gulden seri JP Coen II 
200 rb (Fine), 300 rb (VF), 1 juta (EF), 5 juta (AU), Rare (UNC)
100 Gulden seri JP Coen II 
600 rb (Fine), 1 juta (VF), 2 juta (EF), 3 juta (AU), 5 juta (UNC)
 10 Gulden wayang
200 rb (VF), 400 rb (EF), 700 rb (AU), 1,5 juta (UNC)
Bagaimana tanggapan teman-teman khususnya para penjual,
apakah setuju dengan perkiraan harga di atas?Nah dibawah ini ada koleksi foto-foto dari uang kunoyang saat ini diburu oleh para kolektor dan nilai uang ini saat ini menjadi sangat tinggi. Jika kebetulan Anda memilikinya, maka pastikan tahu nilainya sebelum dijual, agar mendapat banyak untung.SERI WAYANG Seri wayang merupakan seri paling favorit dan paling diburu oleh para kolektor. Bentuknya yang indah, nominalnya yang lengkap dan kesulitannya yang sangat besar menyebabkan seri ini mengalami kenaikan harga yang sangat luar biasa. Tidak heran banyak kolektor baik pemula maupun senior yang seringkali mengalami kesulitan untuk melengkapi seri ini.
Seri wayang terdiri dari 8 pecahan dan 14 variasi. Pecahan kecil (5, 10 dan 25 gulden) masing2 memiliki 3 variasi tanda tangan. Sedangkan pecahan besar hanya satu variasi.
Pecahan 5 gulden
Satu-satunya pecahan yang hanya bergambar satu orang penari Jawa, pecahan lainnya bergambar dua orang penari. Mempunyai watermark mirip seri Coen, yaitu tulisan JB yang tersebar di seluruh kertas. Pecahan terkecil ini adalah pecahan yang paling mudah didapatkan. Harga untuk kondisi fine cuma beberapa puluh ribu rupiah saja, tetapi untuk kondisi UNC saat ini sudah sekitar Rp.400-500 ribu perlembarnya.

Wayang 5 gulden
Variasi tanda tangan yang ada:
  1. Praasterink (1934-1937), tersulit ditemukan
  2. JC Waveren (1937-1939)
  3. Smits (1939)

Wayang 5 gulden dengan 3 variasi tanda tangan
Pecahan 10 gulden
Pecahan ini juga relatif masih mudah ditemukan. Mempunyai watermark ombak vertikal, Harga perlembar untuk kondisi fine sekitar beberapa puluh ribu rupiah saja, tetapi untuk kondisi UNC sudah cukup sulit ditemukan.

Wayang 10 gulden
Pecahan ini juga terdiri dari 3 variasi tanda tangan:
  1. Praasterink (1933-1934)
  2. JC Waveren (1937-1938)
  3. Smits (1939)

Wayang 10 gulden dengan 3 variasi tanda tangan
Pecahan 25 gulden
Bentuknya sudah lebih besar dari kedua pecahan sebelumnya, bergambar sepasang penari wayang. Uang dengan watermark bergaris zig-zag ini berharga sekitar 250 ribu rupiah perlembar untuk kondisi fine, sedangkan untuk kondisi UNC sudah di atas Rp. 1,5 juta. Apalagi untuk variasi tanda tangan yang sulit (Smits).

Wayang 25 gulden
Variasi yang ada:
  1. Praasterink
  2. JC Waveren
  3. Smits, merupakan variasi tersulit sekaligus termahal

Wayang 25 gulden dengan 3 variasi tanda tangan
Pecahan 50 gulden
Mulai pecahan ini, bentuk uang sudah sangat besar dan cukup sulit ditemukan dalam segala kondisi. Memiliki watermark patung Hindu dan variasi tanda tangan hanya ada satu saja yaitu JC Waveren. Pecahan 50 gulden merupakan pecahan terakhir yang masih mungkin terjangkau oleh kebanyakan kolektor, harga untuk kondisi fine sekitar 1 juta rupiah sedangkan untuk kondisi EF sekitar 3 juta rupiah. Untuk kondisi UNC, saya tidak dapat memperkirakannya.

Wayang 50 gulden
Pecahan 100 gulden
Kebanyakan kolektor apalagi para pemula, sangat mungkin sudah tidak bisa memliki pecahan ini lagi. Selain cukup sulit, pecahan ini selalu mengalami kenaikan harga yang sangat pesat. Sekitar tahun 2001 harga uang ini untuk kondisi VF masih sekitar 4 juta, tetapi saat ini sudah mendekati 8 juta rupiah perlembarnya. Apalagi untuk kondisi yang lebih baik lagi. Pecahan 50, 100, 200, 500 dan 1000 gulden seringkali disebut sebagai wayang besar dan semuanya mempunyai tanda air yang sama yaitu patung Hindu.

Wayang 100 gulden
Pecahan 200 gulden
Pecahan ini jelas sangat-sangat sulit ditemukan dan bernilai sangat tinggi. Perkiraan harga untuk kondisi VF sekitar belasan juta rupiah.

Wayang 200 gulden
Pecahan 500 gulden
Pecahan ini lebih sulit lagi ditemukan, dalam 5 tahun terakhir hanya sekitar 3 lembar saja yang pernah terlihat di pasaran. Harga untuk kondisi VF mungkin sudah melebihi angka 20 juta rupiah.

Wayang 500 gulden
Pecahan 1000 gulden
Merupakan pecahan terbesar sekaligus tersulit ditemukan. Sangat dicari oleh para kolektor, dan hampir tidak pernah terlihat di pasaran. Harga perlembar tidak dapat ditentukan karena barang yang mau dijual tidak tersedia. Jangan heran hanya segelintir kolektor kelas kakap saja yang memilikinya.

Wayang 1000 gulden
Bentuk SPECIMEN bernomor seri AA 12345 – 67890
Terdapat dari pecahan 5 sampai 1000 gulden dengan tulisan SPECIMEN yang melintang, tanpa tanda tangan, tanggal fiktif dan perforasi angka 34-5-68. Harga seri ini sekitar Rp. 80-90 juta per set lengkap. Untuk gambar lengkapnya silahkan lihat KUKI nomor 135A s/d 142A

Wayang 1000 gulden SPECIMEN versi AA
2. Bentuk SPECIMEN bernomor seri jalan
Sayang sekali saya belum berhasil mendapatkan gambarnya, seri ini sangat sulit ditemukan dan bentuk stempel SPECIMEN nya berbeda dengan variasi sebelumnya. Harga lebih tinggi sedikit bila dibandingkan dengan bentuk pertama.
3. Bentuk Proof (1)
Bentuk yang cukup aneh, bertanggal 3-10-33 tetapi mempunyai nomor seri YR 12345 – 67890, tidak bertanda tangan dan hanya dijumpai dalam bentuk pecahan 10 gulden. Para kolektor uang kuno masih memperdebatkan bentuk ini, sebagian berpendapat bahwa uang ini merupakan uang yang petama kali dicetak sebelum diedarkan, terlihat dari tanggalnya yang sangat awal. Apapun hasilnya, jenis uang yang satu ini sangat langka dan tidak pernah terlihat dipasaran.

Wayang 10 gulden proof YR
4. Bentuk Proof (2)
Bentuk ini mempunyai nomor seri AA 12345 – 67890, mirip dengan bentuk SPECIMEN, tetapi tanpa tulisan SPECIMEN. Watermark mirip dengan bentuk yang beredar. Seri ini tidak pernah terlihat dipasaran, bahkan tidak terdapat di dalam katalog manapun.

Wayang 100 gulden proof AA
5. Bentuk Proof (3)
Satu lagi bentuk yang sangat-sangat langka, tanpa nomor seri, tanpa tanggal, tanpa tanda tangan. Benar-benar kosong. Sepertinya bentuk yang siap untuk dicetak. Tidak pernah terlihat di pasaran dan bernilai jual sangat tinggi.

Wayang 200 gulden proof ‘blank’
6. Bentuk proof (4)
Bentuk terakhir ini sangat-sangat langka dan tidak pernah terlihat dipasaran dalam bentuk set lengkap. Bernomor seri WW 12345 dan 67890. Sebagian pecahan memiliki watermark yang berbeda dengan versi yang beredar. Saya coba tampilkan bentuk-bentuk langka tersebut
Pecahan 5 gulden
Tampak 2 variasi warna pecahan 5 gulden, bentuk ini terbuat dari kertas yang agak tebal dan tidak mempunyai tanda air. Tidak tercantum dalam katalog apapun. Variasi yang pertama tercetak hanya pada satu sisi sedangkan variasi kedua tercetak bolak balik.

Wayang 5 gulden proof seri WW dengan 2 variasi warna
Pecahan 10 gulden
Selain mempunyai warna yang berbeda dengan versi yang beredar, juga berbeda di bagian belakangnya yaitu di bagian text undang-undang. Perhatikan perbedaannya. Variasi ini tidak tercantum di dalam katalog.

Wayang 10 gulden proof seri WW

Perhatikan perbedaan letak text undang2 antara versi proof (atas) dengan versi beredarnya (bawah)
Pecahan 25 gulden
Ditampilkan 2 contoh variasi warna yang berbeda dengan versi beredarnya. Tidak bertanda air, mempunyai gambar yang sedikit berbeda dengan versi beredar dan juga tidak pernah terlihat di katalog manapun.

Wayang 25 gulden proof seri WW dengan 2 variasi warna

Perhatikan perbedaan dengan versi yang beredar (bawah) bagian manakah yang berbeda?
Pecahan 50 gulden
Mempunyai warna, watermark dan tanda tangan yang berbeda, tercantum di KUKI nomor 138B. Sangat langka dan bernilai tinggi.

Wayang 50 gulden proof seri WW beda warna

4 macam variasi warna yang berbeda, yang manakah versi yang beredar?
Pecahan 100 gulden
Seperti pecahan 50 gulden, pecahan 100 gulden ini juga berbeda dalam warna, watermark maupun tanda tangannya. Tercantum di katalog nomor 139B. Harga jual terakhir berkisar di angka 20 juta rupiah.

Wayang 100 gulden proof seri WW beda warna

Perhatikan teks undang2 yang berbeda antara versi proof (atas) dengan versi beredar (bawah)
Pecahan 200 gulden
Memiliki warna dan tanda tangan yang berbeda dengan versi yang beredar. Tetapi watermark sama yaitu patung Hindu. Tercantum di katalog pada nomor 140B.

Wayang 200 gulden proof seri WW
Pecahan 500 gulden
Juga memiliki warna yang berbeda dengan versi beredarnya, tercantum di katalog nomor 141B. Harga jual tidak diketahui.

Wayang 500 gulden proof seri WW
Pecahan 1000 gulden
Demikian juga dengan pecahan terbesar yaitu 1000 gulden memiliki warna yang berbeda dengan versi beredarnya. Tercantum di KUKI nomor 142B.

Wayang 1000 gulden proof seri WW
SERI MUNBILJET 1940
Seri ini hanya terdiri dari dua pecahan yaitu 1 gulden dan 2,5 gulden.
Harga perlembar dalam kondisi UNC tidak terlalu mahal yaitu berkisar di Rp. 200.000,- s/d Rp. 300.000,- .Walaupun relatif murah sangat sulit mencari uang ini dalam kondisi sempurna.

Pecahan 1 gulden 1940

Pecahan 2,5 gulden 1940
Versi lain:
Selain bentuk beredarnya, seri munbiljet ini juga dapat ditemukan versi-versi lainnya yang tentu saja bernilai sangat tinggi. Versi-versi tersebut diantaranya adalah:


Pecahan 1 gulden bertanggal 1 November 1939 (Proof), perhatikan gambar bagian belakang yang berbeda dengan versi beredarnya.


Pecahan 1 gulden bertanggal 10 November 1937 (Proof), yang mempunyai warna dan gambar yang sangat berbeda dengan versi beredarnya. Versi ini sangat langka dan terjual dengan harga sekitar Rp. 9,5 juta di lelang tahun 2008


Dua contoh variasi pecahan 1 gulden SPECIMEN, yang di atas mempunyai nomor seri CG dan bertanggal 15 juni 1940 sedangkan yang bawah mempunyai perforasi dan bertanggal 1 November 1939.

Contoh missprint dari pecahan 1 gulden 1940. Nomor seri hanya ada pada sisi kanan.

Versi proof pada pecahan 2,5 gulden 1940



Trial colour pada pecahan 2,5 gulden 1940, perhatikan perbedaan warna dari ketiganya. Warna versi yang beredar adalah yang paling atas (coklat) sedangkan yang lainnya tidak beredar.

Perbandingan versi proof (atas) dengan versi yang beredar (bawah)
Semua versi proof maupun SPECIMEN dari seri ini sangat langka dan sukar ditemukan. Harga perlembarnya saat ini sudah berada dikisaran 5 juta rupiah.
Pecahan 5 Gulden SPECIMEN 1942
De Javasche Bank pada tahun 1942 berencana mengedarkan pecahan 5 gulden tetapi ternyata tidak jadi diedarkan, sehingga pecahan ini terdapat hanya dalam bentuk SPECIMEN yang bernomor seri KO 003016 dan perforasi bertulisan BETAALD.
Uang ini cukup sulit ditemukan di pasaran dan harga perlembar dalam kondisi UNC saat ini berkisar di Rp. 1.800.000,- s/d Rp. 2.000.000,-

Pecahan 5 gulden 1942 SPECIMEN
Kesimpulan:
  1. Seri munbiljet 1940 hanya terdiri dari dua pecahan dan relatif mudah didapatkan
  2. Terdapat pecahan 5 gulden 1942 dalam bentuk SPECIMEN bernomor seri KO 003016
  3. Terdapat banyak sekali versi2 lainnya dari seri munbiljet, diantaranya:
    1. Bentuk SPECIMEN
    2. Bentuk Proof
    3. Bentuk Colour trial
    4. Mungkin saja terdapat bentuk-bentuk lainnya yang belum diketemukan
UANG KERTAS INDONESIA
TAHUN 1946 – 2011
(Serta uang kertas jaman  Belanda dan Jepang)
Mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Resmi beredar pada 30 Oktober 1946, ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang undang ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javache Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan  Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarata  pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta, Surakarta dan Malang. (Sumber: Wikipedia).
Uang kertas ORI (Oeang Republik Indonesia)
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Maramis

Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Hatta
Uang ORI Rp.600 dengan tandatangan Hatt
Uang kertas RIS (Republik Indonesia Serikat)
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu  negara federasi yang  yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Pemerintahan RIS (kabinet ministerial) dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Presidennya adalah Soekarno.  Republik Indonesia Serikat yang beribu kota di Jakarta, terdiri beberapa negara bagian, yaitu:
Republik Indonesia.
Negara Indonesia Timur.
Negara Pasundan..
Negara Jawa Timur.
Negara Madura.
Negara Sumatra Timur.
Negara Sumatra Selatan.
Di samping itu, ada juga negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
Jawa Tengah.
Kalimantan Barat.
Dayak Besar.
Daerah Banjar.
Kalimantan Tenggara.
Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir).
Bangka.
Belitung.
Riau.
Republik Indonesia Serikatdibubarkan pada 17 Agustus 1950, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali sepenuhnya dari presiden Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil presiden Mohammad Hatta.  (Sumber: Wikipedia).
UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
1951
UANG KERTAS BANK INDONESIA

Sekilas Sejarah Berdirinya Bank Indonesia (BI)

Sebelum kelahiran Bank Indonesia, kebijakan moneter secara terbatas telah dilaksanakan oleh bank sirkulasi pada saat itu, yaitu De Javasche Bank.

Agar pengelolaan bank sentral dapat dilakukan menurut kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perekonomian, maka pada tahun 1951 De Javasche Bank dinasionalisasikan. Setelah itu didirikan Bank Indonesia milik negara, dengan badan hukum berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia.

Dalam Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) didirikan untuk menggantikan De Javasche Bank N.V. sekaligus bertindak sebagai bank sentral Indonesia. Sebagai badan hukum milik negara, BI berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral. Berkedudukan di Jakarta, BI mengemban tugas, antara lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, memajukan perkembangan urusan kredit, dan melakukan pengawasan pada urusan kredit tersebut.

Pada saat undang-undang tersebut dirumuskan, Presiden De Javasche Bank, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, dalam laporan tahunan De Javasche Bank tahun 1951/1952, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa hak bank sirkulasi untuk mencetak dan mengedarkan uang, dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sumber keuangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dibentuk Dewan Koordinasi sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah sebagai pemilik dengan pihak bank sentral yang memerlukan independensi dalam hal penetapan dan/atau pelaksanaan kebijakan moneter.

Dengan modal bank sebesar Rp 25 juta, BI memiliki usahausaha bank antara lain: memindahkan uang (melalui surat atau pemberitahuan dengan telegram, wesel tunjuk, dan lain-lain), menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskonto surat wesel, surat order, dan surat-surat utang, serta beberapa usaha lainnya.

Berkaitan dengan hubungan BI dan pemerintah, telah ditetapkan dalam UU tersebut, bahwa BI wajib menyelenggarakan kas umum negara dan bertindak sebagai pemegang kas pemerintah Republik Indonesia (RI). BI juga memberi uang muka dalam rekening koran kepada pemerintah RI.

Pada awal berdirinya, struktur organisasi BI meliputi 12 bagian di kantor pusat Jakarta, 15 kantor cabang di dalam negeri, dan 2 (dua) kantor perwakilan di luar negeri. Bagian-bagian yang terdapat di kantor pusat adalah: bagian pembukuan, bagian kas dan uang kertas bank, bagian urusan efek, bagian pemberian kredit Jakarta, bagian sekretaris dan urusan pegawai, bagian urusan wesel, bagian pemberian kredit pusat, dana devisa, bagian statistik ekonomi, urusan umum, bagian luar negeri, dan bagian administrasi pusat.

15 kantor cabang yang terdapat di dalam negeri adalah Manado, Pontianak, Kediri, Yogyakarta, Palembang, Medan, Makassar, Banjarmasin, Malang, Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang, dan Cirebon. Sedangkan 2 kantor di luar negeri adalah bank cabang Amsterdam dan New York.

Direksi bank pada periode ini terdiri atas seorang gubernur (pimpinan), seorang gubernur pengganti I, seorang gubernur pengganti II, dan beberapa orang direktur. Gubernur yang menjabat pada periode 1953-1959 adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Loekman Hakim.

Gubernur pertama BI,  Sjafruddin Prawiranegara

Susunan personalia di kantor pusat antara lain Ong Sian Tjong yang menjabat sebagai Kepala Bagian Pembukuan, R.H. Djajakoesoema sebagai Kepala Bagian Pembantu Sekretarie, dan Go Wie Kie sebagai Kepala Bagian Pembantu Wesel. Di kantor cabang antara lain adalah Tan Liang Oen, Agoes Gelar Datoek Radjo Nan Gadang, M. Rifai, D.D Ranti, dan beberapa orang lainnya.

Selama periode 1953-1959, dilakukan peresmian dan penutupan beberapa kantor cabang dan kantor perwakilan. Pembukaan kantor cabang dilakukan di Ambon (17 Maret 1956), Ampenan (15 Agustus 1957), dan Jember (8 Februari 1958). (Sumber: Bank Indonesia)

1952
Rp. 5 – 1952
Rp.10 – 1952
Rp.25 – 1952
Rp.50 – 1952
Rp.100 – 195
Rp. 500 – 1952
Rp.1000 – 1952
1953
Rp.1 – 1953
1956
Rp.1 – 1956
Rp.2,5 – 1956
1957
Rp.5 – 1957
Rp.50 – 1957
Rp.100 – 1957
Rp.2.500 – 1957
1958
Rp.5 – 1958
Rp.25 – 1958
Rp.100 – 1958
Rp.1000 – 1958

Rp.5000 – 1958

1959
Rp.5 – 1959
Rp.10 – 1959
Rp.25 – 1959
Rp.50 – 1959
Rp.100 – 1959
Rp.1.000 – 1959
1960
Rp.5 – 1960
Rp.10 – 1960
Rp.25 – 1960
Rp.50 – 1960
Rp.100 – 1960
1961
Rp.1 – 1961
Rp.2,5 – 1961
1963
Rp.10 – 1963
1964
1 sen – 1964
5 sen – 1964
10 sen – 1964
25 sen – 1964
50 sen – 1964
Rp.1 – 1964
Rp.25 – 1964
Rp.50 – 1964
Rp.100 – 1964
Rp.10.000 – 1964
1968
Rp.2,5 – 1968
Rp.10 – 1968
Rp.50 – 1968
Rp.100 – 1968
Rp.1.000 – 1968
1975
Rp.1.000 – 1975
Rp.5.000 – 1975
Rp.10.000 – 1975
1977
Rp.100 – 1977
Rp.500 – 1977
1980
Rp.1.000 – 1980
Rp. 5.000 – 1980
1982
Rp.500 – 1982
1984
Rp.100 – 1984
1985
Rp.10.000 – 1985
1986
Rp.5.000 – 1986

1987

Rp. 1.000 – 1987
1988
Rp.500 – 1988
1992
Rp.100 – 1992
Rp.500 – 1922
Rp.1.000 – 1992
Rp.5.000 – 1992
Rp.10.000 – 1992
1993
Rp.50.000 – 1993
1995
Rp.20.000 – 1995
1998
Rp.10.000 – 1998
Rp.20.000 – 1998
1999
Rp.50.000 – 1999
Rp.100.000 – 1999
2000
Rp.1.000 – 2000
2001
Rp. 5.000 – 2001
2004
Rp. 20.000 – 2004
Rp.100.000 – 2004
2005
Rp.10.000 – 2005
Rp.50.000 – 2005

2009

Rp.2.000 – 2009

2010

Rp. 10.000 – 2010

2011

Rp. 20.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.

Rp. 50.0000 seri/emisi tahun 2005 desain baru.

Rp. 100.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.

TERBITAN KHUSUS


UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN BELANDA (Netherland Indie)
Tahun 1920
Tahun 1925
Tahun 1926
Tahun 1928
Tahun 1930
Tahun 1936
Tahun 1938
Tahun 1939
Tahun 1943
Tahun 1943
Tahun 1946
Tahun 1946
Tahun 1946
Tahun 1947
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN JEPANG (Dai Nippon) , 1942 -1945
UANG ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah Atjeh), 1947-1948
Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatra (URIPS) 1948
Uang kertas PRRI (Pemerintah Republik Revolusioner Indonesia)

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia(biasa disingkat dengan PRRI) merupakan sebuah gerakan koreksi dari daerah akibat ketimpangan pembangunan antara pusat (Jakarta) dengan daerah-daerah lain, dan semakin kuatnya cengkraman PKI terhadap kekuasaan melalui Presiden Soekarno. Gerakan koreksi ini mencapai puncaknya tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan di Padang, Sumatera Barat.
Semua tokoh PRRI adalah para pejuang kemerdekaan, pendiri dan pembela NKRI. Sebagaimana ditegaskan Ahmad Husein dalam rapat Penguasa Militer di Istana Negara April 1957; Landasan perjuangan daerah tetap Republik Proklamasi dan berkewajiban untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indoensia tercinta.
Namun, gerakan koreksi atau gerakan penyelamatan negara yang tumbuh di daerah-daerah itu dipukul habis oleh Pusat (Jakarta) dengan mengerahkan pasukan darat, laut dan udara ke Sumatra Tengah dan Sulawersi Utara, sebuah pengerahan pasukan militer terbesar yang pernah tercatat di Indonesia.
Sampai sekarang, gerakan koreksi dari daerah ini masih selalu kelam. Dan di dalam buku-buku sejarah Indonesia selalu disebutkan bahwa PRRI adalah gerakan pemberontakan, dan gerakan anti Jawa. Namun sejarah akan selalu berhasrat untuk terus diluruskan.
Kabinet PRRI
*Mr. Sjafruddin Prawinegara sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan,
*Dahlan Djambek sebagai Menteri Dalam Negeri, kemudian diserahkan kepada Mr. Assaat Dt. Mudo,
*Maluddin Simbolon sebagai Menteri Luar Negeri,
*Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perhubungan dan Pelayaran,
*Moh. Syafei sebagai Menteri PPK dan Kesehatan,
*J.F. Warouw sebagai Menteri Pembangunan,
*Saladin Sarumpaet sebagai Menteri Pertanian dan Perburuhan,
*Muchtar Lintang sebagai Menteri Agama,
*Saleh Lahade sebagai Menteri Penerangan,
*Ayah Gani Usman sebagai Menteri Sosial,
*Dahlan Djambek sebagai Menteri Pos dan Telekomunikasi setelah Mr. Assaat sampai di Padang. – (Sumber: Wikipedia).

KOLEKSI UANG LOGAM












UANG KERTAS INDONESIA
TAHUN 1946 – 2011
(Serta uang kertas jaman  Belanda dan Jepang)
ori-1-1-sen
Mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Resmi beredar pada 30 Oktober 1946, ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang undang ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javache Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan  Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarata  pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta, Surakarta dan Malang. (Sumber: Wikipedia).
Uang kertas ORI (Oeang Republik Indonesia)

ori-1a-5-sen1
ori-2a-10-sen1ori-2b-10-sen
ori-3a-25-sen

ori-3b-25-sen

ori-4-setengah-rp1
ori-5a-setengah-rpori-5b-setengah-rp
ori-6-1-rp
ori-7a-5-rpori-7b-5-rp
ori-8-10-rp
ori-9a-25-rp1ori-9b-25-rp
ori-10-40
ori-12-75-rp
ori-13a-100-rpori-13b-100-rp
ori-14-100-rpUang ORI Rp.100 dengan tandatangan Maramis

ori-100-hatta1 Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Hatta

oria-250orib-250
ori-15-400-rp1

ori-16-600-rp1

Uang ORI Rp.600 dengan tandatangan Hatta

Uang kertas RIS (Republik Indonesia Serikat)

1a-rp-5-ris-1950
1brp5-ris-1950
2arp10-ris-19502brp10-ris-1950
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu  negara federasi yang  yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Pemerintahan RIS (kabinet ministerial) dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Presidennya adalah Soekarno.  Republik Indonesia Serikat yang beribu kota di Jakarta, terdiri beberapa negara bagian, yaitu:
Republik Indonesia.
Negara Indonesia Timur.
Negara Pasundan..
Negara Jawa Timur.
Negara Madura.
Negara Sumatra Timur.
Negara Sumatra Selatan.
Di samping itu, ada juga negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
Jawa Tengah.
Kalimantan Barat.
Dayak Besar.
Daerah Banjar.
Kalimantan Tenggara.
Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir).
Bangka.
Belitung.
Riau.
Republik Indonesia Serikatdibubarkan pada 17 Agustus 1950, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali sepenuhnya dari presiden Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil presiden Mohammad Hatta.  (Sumber: Wikipedia).

UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
1951

1a-1951-rp-11b-1951-rp-1

2-1951-rp-2-setengah

UANG KERTAS BANK INDONESIA

Sekilas Sejarah Berdirinya Bank Indonesia (BI)

Sebelum kelahiran Bank Indonesia, kebijakan moneter secara terbatas telah dilaksanakan oleh bank sirkulasi pada saat itu, yaitu De Javasche Bank.

Agar pengelolaan bank sentral dapat dilakukan menurut kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perekonomian, maka pada tahun 1951 De Javasche Bank dinasionalisasikan. Setelah itu didirikan Bank Indonesia milik negara, dengan badan hukum berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia.



Dalam Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) didirikan untuk menggantikan De Javasche Bank N.V. sekaligus bertindak sebagai bank sentral Indonesia. Sebagai badan hukum milik negara, BI berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral. Berkedudukan di Jakarta, BI mengemban tugas, antara lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, memajukan perkembangan urusan kredit, dan melakukan pengawasan pada urusan kredit tersebut.



Pada saat undang-undang tersebut dirumuskan, Presiden De Javasche Bank, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, dalam laporan tahunan De Javasche Bank tahun 1951/1952, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa hak bank sirkulasi untuk mencetak dan mengedarkan uang, dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sumber keuangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dibentuk Dewan Koordinasi sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah sebagai pemilik dengan pihak bank sentral yang memerlukan independensi dalam hal penetapan dan/atau pelaksanaan kebijakan moneter.



Dengan modal bank sebesar Rp 25 juta, BI memiliki usahausaha bank antara lain: memindahkan uang (melalui surat atau pemberitahuan dengan telegram, wesel tunjuk, dan lain-lain), menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskonto surat wesel, surat order, dan surat-surat utang, serta beberapa usaha lainnya.



Berkaitan dengan hubungan BI dan pemerintah, telah ditetapkan dalam UU tersebut, bahwa BI wajib menyelenggarakan kas umum negara dan bertindak sebagai pemegang kas pemerintah Republik Indonesia (RI). BI juga memberi uang muka dalam rekening koran kepada pemerintah RI.



Pada awal berdirinya, struktur organisasi BI meliputi 12 bagian di kantor pusat Jakarta, 15 kantor cabang di dalam negeri, dan 2 (dua) kantor perwakilan di luar negeri. Bagian-bagian yang terdapat di kantor pusat adalah: bagian pembukuan, bagian kas dan uang kertas bank, bagian urusan efek, bagian pemberian kredit Jakarta, bagian sekretaris dan urusan pegawai, bagian urusan wesel, bagian pemberian kredit pusat, dana devisa, bagian statistik ekonomi, urusan umum, bagian luar negeri, dan bagian administrasi pusat.



15 kantor cabang yang terdapat di dalam negeri adalah Manado, Pontianak, Kediri, Yogyakarta, Palembang, Medan, Makassar, Banjarmasin, Malang, Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang, dan Cirebon. Sedangkan 2 kantor di luar negeri adalah bank cabang Amsterdam dan New York.



Direksi bank pada periode ini terdiri atas seorang gubernur (pimpinan), seorang gubernur pengganti I, seorang gubernur pengganti II, dan beberapa orang direktur. Gubernur yang menjabat pada periode 1953-1959 adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Loekman Hakim.



SPGubernur pertama BI,  Sjafruddin Prawiranegara

Susunan personalia di kantor pusat antara lain Ong Sian Tjong yang menjabat sebagai Kepala Bagian Pembukuan, R.H. Djajakoesoema sebagai Kepala Bagian Pembantu Sekretarie, dan Go Wie Kie sebagai Kepala Bagian Pembantu Wesel. Di kantor cabang antara lain adalah Tan Liang Oen, Agoes Gelar Datoek Radjo Nan Gadang, M. Rifai, D.D Ranti, dan beberapa orang lainnya.



Selama periode 1953-1959, dilakukan peresmian dan penutupan beberapa kantor cabang dan kantor perwakilan. Pembukaan kantor cabang dilakukan di Ambon (17 Maret 1956), Ampenan (15 Agustus 1957), dan Jember (8 Februari 1958). (Sumber: Bank Indonesia)


1952
3a-1952-rp-5
3b-1952-rp-5Rp. 5 – 1952
4a-1952-rp-104b-1952-rp-10Rp.10 – 1952
5a-1952-rp-255b-1952-rp-25Rp.25 – 1952
6a-1952-rp-506b-1952-rp-50Rp.50 – 1952
7a-1952-rp-1007b-1952-rp-100
Rp.100 – 1952
8a-1952-5008b-1952-500Rp. 500 – 1952
9a-1952-rp-10009b-1952-rp-1000
Rp.1000 – 1952
1953
10-1953-rp-1Rp.1 – 1953
1956
11-1956-rp-1 Rp.1 – 1956
12a-1956-rp-2-setengah12b-1956-rp-2-setengahRp.2,5 – 1956
1957
13-1957-rp-5 Rp.5 – 1957
14-1957-rp-50 Rp.50 – 1957
15-1957-rp-100 Rp.100 – 1957
16a-1957-rp-250016b-1957-rp-2500 Rp.2.500 – 1957
1958
18-1958-rp-51
Rp.5 – 1958
19-1958-rp-251 Rp.25 – 1958
28-1959-rp-100 Rp.100 – 1958
21-1958-rp-1000 Rp.1000 – 1958

22a-1958-rp-500022b-1958-rp-5000 Rp.5000 – 1958

1959
23-1959-rp-5 Rp.5 – 1959

25-1959-rp-10 Rp.10 – 1959
26-1959-rp-25 Rp.25 – 1959
27-1959-rp-50 Rp.50 – 1959
28-1959-rp-1001 Rp.100 – 1959
29-1959-rp-1000 Rp.1.000 – 1959
1960
30a-1960-rp-530b-1960-rp-5 Rp.5 – 1960
31a-1960-rp-1031b-1960-rp-10 Rp.10 – 1960
Rp.25 – 1960
32-1960-rp-50 Rp.50 – 1960
33-1960-rp-100 Rp.100 – 1960
1961
34-1961-rp-1 Rp.1 – 1961
35-1961-rp-2-setengah Rp.2,5 – 1961
1963
36-1963-rp-10 Rp.10 – 1963
1964
37-1964-1-sen 1 sen – 1964
38-1964-5-sen 5 sen – 1964
39-1964-10-sen 10 sen – 1964
40-1964-25-sen 25 sen – 1964
41-1964-50-sen 50 sen – 1964
42-1964-rp-1 Rp.1 – 1964
45a-1964-rp-2545b-1964-rp-25
Rp.25 – 1964
43a-1964-rp-5043b-1964-rp-50 Rp.50 – 1964
44a-1964-rp-100

44-1964-rp-100Rp.100 – 1964
46a-1964-rp-10000
46-1964-rp-10000 Rp.10.000 – 1964
1968
47a-1968-rp-2-setengah47b-1968-rp-2-setengah
Rp.2,5 – 1968
48a-1968-rp-10

48b-1968-rp-10

Rp.10 – 1968
50-1968-rp-50 Rp.50 – 1968
51-1968-rp-100 Rp.100 – 1968
52-1968-rp-1000 Rp.1.000 – 1968
1975
53-1975-rp-1000 Rp.1.000 – 1975
54-1975-rp-5000 Rp.5.000 – 1975
55-1975-rp-10000 Rp.10.000 – 1975
1977
56-1977-rp-100 Rp.100 – 1977
57-1977-rp-500 Rp.500 – 1977
1980
58-1980-rp-1000 Rp.1.000 – 1980
Rp. 5.000 – 1980
1982
59-1982-rp-500 Rp.500 – 1982
1984
60-1984-rp-100 Rp.100 – 1984
1985
61-1985-rp-10000 Rp.10.000 – 1985
1986
62-1986-rp-5000 Rp.5.000 – 1986

1987

Rp. 1.000 – 1987
1988
63a-1988-rp-50063b-1988-rp-500 Rp.500 – 1988
1992
64-1992-rp-100 Rp.100 – 1992
65-1992-rp-500 Rp.500 – 1922
66-1992-rp-1000 Rp.1.000 – 1992
67-1992-rp-5000 Rp.5.000 – 1992
68-1992-rp-10000 Rp.10.000 – 1992
1993
69-1993-rp-50000 Rp.50.000 – 1993
1995
70-1995-rp-20000 Rp.20.000 – 1995
1998
71-1998-rp-10000Rp.10.000 – 1998
72-1998-rp-20000 Rp.20.000 – 1998
1999
73-1999-rp-50000 Rp.50.000 – 1999
74-1999-rp-100000 Rp.100.000 – 1999
2000
75-2000-rp-1000 Rp.1.000 – 2000
2001
76-2001-rp-5000 Rp. 5.000 – 2001
2004
77-2004-rp-20000 Rp. 20.000 – 2004
78-2004-rp-100000 Rp.100.000 – 2004
2005
79-2005-rp-10000 Rp.10.000 – 2005
80-2005-rp-50000 Rp.50.000 – 2005

2009

DEPANBELKGRp.2.000 – 2009


2010

Rp. 10.000 – 2010

2011

Rp. 20.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.

Rp. 50.0000 seri/emisi tahun 2005 desain baru.

Rp. 100.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.

TERBITAN KHUSUS

khusus
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN BELANDA (Netherland Indie)
belanda-1920Tahun 1920

belanda-1925Tahun 1925
belanda-1926abelanda-1926bTahun 1926
belanda-1928Tahun 1928
belanda-1930abelanda-1930bTahun 1930
belanda-1936abelanda-1936bTahun 1936
belanda-1938Tahun 1938
belanda-1939Tahun 1939
belanda-1943-abelanda-1943-bTahun 1943
belanda-1943cTahun 1943
belanda-1946Tahun 1946
belanda-1946bTahun 1946
belanda-1946c Tahun 1946

belanda-1947a

belanda-1947b1Tahun 1947
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN JEPANG (Dai Nippon) , 1942 -1945
jepang-1a-1senjepang-1b-1sen
jepang-2-5sen

jepang-3a-10sen

jepang-3b-10sen
jepang-5a-05-guldenjepang-5b-05-gulden

jepang-4-1-gulden

jepang-6-5-gulden
jepang-7-10-gulden
jepang-8a-1-rpjepang-8b-1-rp
jepang-9-5-rp

jepang-10-10-rp

jepang-11-100-rp
jepang-12-100-rp
jepang-13-1000-rp

UANG ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah Atjeh), 1947-1948
1-aceh
2-aceh
3-aceh1
4-aceh
5-aceh
6-aceh
7a-aceh7b-aceh
Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatra (URIPS) 1948
1asumatera1b-sumatera
2a-sumatera2b-sumatera
3a-sumatera3b-sumatera
4a-sumatera
4b-sumatera
5-sumatera
6-sumatera
7-sumatera
8-sumatera
9-sumatera
jambi-2ajambi-2b
Uang kertas PRRI (Pemerintah Republik Revolusioner Indonesia)
1-prri
2-prri
3a-prri
3b-prri
prri-4
prri-5
prri-6
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Badak Th.1977
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : 27.500,-
Seri : Dara / Bendungan Th.1982
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.7.500
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.5.000,-
-Tersedia-
Seri : Pekerja Tangan Th.1958
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / baru
Harga : Rp.30.500,-
-Tersedia-
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai namun masih utuh
Harga : Rp.2.500,-
-Tersedia-
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulated Kertas utuh dan masih kaku
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia(biasa disingkat dengan PRRI) merupakan sebuah gerakan koreksi dari daerah akibat ketimpangan pembangunan antara pusat (Jakarta) dengan daerah-daerah lain, dan semakin kuatnya cengkraman PKI terhadap kekuasaan melalui Presiden Soekarno. Gerakan koreksi ini mencapai puncaknya tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan di Padang, Sumatera Barat.
Semua tokoh PRRI adalah para pejuang kemerdekaan, pendiri dan pembela NKRI. Sebagaimana ditegaskan Ahmad Husein dalam rapat Penguasa Militer di Istana Negara April 1957; Landasan perjuangan daerah tetap Republik Proklamasi dan berkewajiban untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indoensia tercinta.
Namun, gerakan koreksi atau gerakan penyelamatan negara yang tumbuh di daerah-daerah itu dipukul habis oleh Pusat (Jakarta) dengan mengerahkan pasukan darat, laut dan udara ke Sumatra Tengah dan Sulawersi Utara, sebuah pengerahan pasukan militer terbesar yang pernah tercatat di Indonesia.
Sampai sekarang, gerakan koreksi dari daerah ini masih selalu kelam. Dan di dalam buku-buku sejarah Indonesia selalu disebutkan bahwa PRRI adalah gerakan pemberontakan, dan gerakan anti Jawa. Namun sejarah akan selalu berhasrat untuk terus diluruskan.
Memulai koleksi uang kuno
Setiap orang mempunyai hobby yang berbeda, ada yang senang menonton film, ada yang senang memancing, ada juga yang senang mengumpulkan buku komik, dan lain sebagainya. Salah satu hobby yang cukup langka adalah mengumpulkan uang kuno, yang dalam bahasa kerennya disebut NUMISMATIK. Hobby yang satu ini termasuk unik karena kesukaran dalam memperoleh informasi maupun “barangnya” itu sendiri. Selain itu hobby jenis ini sangat menuntut kesabaran, ketelitian dan tentu keuangan yang mencukupi.
Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, banyak sekali hal-hal yang perlu dipelajari. Pertama, seorang kolektor harus mempunyai minat dan kemauan untuk belajar. Banyak literatur dan perkumpulan yang dapat dijadikan acuan, seperti:
1. Katalog Uang Kertas Indonesia cetakan 1996, 2005 ataupun 2010
2. Katalog Uang Logam Indonesia
3. Standard Catalog of World Paper money (Krause)
4. Catalogue of paper money (Johan Mevius)
5. Katalog lelang dari berbagai balai lelang baik internasional maupun lokal
6. Majalah/literatur terbitan Asosiasi Numismatik Indonesia
7. Informasi dari internet seperti blog ini atau lain sebagainya
Dari sumber2 informasi tersebut di atas kita dapat mempelajari banyak hal tentang uang kuno seperti:
(1) Jenis atau seri, contoh: seri Sukarno 1960, seri Bunga Burung 1959, seri Pekerja 1958 dan sebagainya.
(2) Harga dari masing2 uang tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh kualitasnya, semakin baik kualitas suatu uang tentu semakin mahal harganya, demikian juga sebaliknya. Karena itu sangatlah penting bagi para kolektor untuk mempelajari kualitas suatu uang. Terdapat istilah2 khusus tentang kualitas uang kertas, seperti Uncirculated, Extremely Fine, Very Fine, Fine, Very Good, Fair dan lain-lain.
Supaya tidak menimbulkan perbedaan pendapat tentang kualitas suatu uang kertas maka kalangan numismatik membutuhkan suatu standarisasi, yang disebut grading.
The international Bank Note Society (IBNS) menerapkan standarisasi grading yang terdiri dari :
1. UNC atau Uncirculated : yaitu keadaan sempurna dengan semua sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih, dan permukaan kertas masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang kertas yang diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.

Uncirculated (UNC)

2. AU atau Almost Uncirculated : keadaan uang yang hampir sama dengan di atas tetapi ada minor mishandling seperti lipatan pada sudut, atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak boleh keduanya, selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti aslinya, semua sudut harus tajam.
NICA 500 Gulden kondisi Almost uncirculated (AU)
3. EF/XF atau Extremely Fine : kertas dalam keadaan baik, crisp atau kaku, masih memiliki kilau pada permukaan, dan memiliki maksimum 3 lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut sedikit membundar.
Wayang 50 Gulden kondisi Extremely Fine (EF/XF)
4. VF atau Very Fine : uang kertas telah dipakai namun masih tetap crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan vertikal dan horisontal namun tidak sobek
JP Coen 500 Gulden kondisi VF (Very Fine)
5. F atau Fine : uang telah sering terpakai dengan beberapa lipatan dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor, mungkin ada sedikit sobek pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar, warna masih jelas.
Gedung 30 Gulden kondisi Fine (F)
6. VG atau Very Good : uang telah terpakai berkali-kali namun kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut sehingga tidak tajam lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada bekas karat, dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas layu tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.
JP Coen 200 Gulden kondisi Very Good (VG)
7. G atau Good : uang telah lama dipakai, warna telah memudar, bekas lipatan yang berkali-kali telah menyebabkan lubang atau sobekan pada bagian pinggir, mungkin ada bekas karat, kotoran atau grafiti, ada bagian yang hilang karena sobek.
ORI 10 Rupiah Baru kondisi Good (G)
8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar yang hilang.
Barong 10.000 Rupiah 1975 kondisi fair
9. P atau Poor : uang telah rusak berat akibat sobekan, karat, bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang besar, mungkin ada bekas tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian tepi untuk menutupi bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak dikoleksi kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang yang sangat langka.
Pemandangan alam 2,5 Rupiah 1951 kondisi Poor
Ada kalanya kualitas suatu uang kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian kolektor memakai istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a kecil (ABOUT), contohnya:
1. VF+ (Very Fine Plus), berarti grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF
2. VF++ (Very Fine Plus Plus) berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF
3. aEF (About Extremely Fine), berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF
4. UNC- (Uncirculated Minus), berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan
Semua cacat yang terdapat pada uang kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:
1. Coretan atau grafiti
2. Bekas selotip, lem atau karat
3. Lubang staples atau pin hole
4. Trimming atau bagian tepi yang di potong
5. Pressing atau disetrika
6. Cleaning, washing atau dicuci dengan menggunakan cairan pembersih
7. Repair atau perbaikan berupa tambalan atau lainnya
Adanya kondisi2 tertentu akan menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.
Sekalipun telah ada standarisasi, perbedaaan grading antara para kolektor seringkali terjadi, masalah ini dapat timbul akibat beberapa faktor misalnya pengalaman, pencahayaan dan suasana yang berbeda. Grading sepantasnya dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan tidak terlibat dalam transaksi.
Beberapa macam istilah grading dalam berbagai bahasa
Seri : DAI NIPPON Th.1943
Nominal : 1/2 Roepiah
Kondisi : Circulated. sesuai contoh
Harga : Rp.72.500,-
Tersedia : Terjual
Seri : Sukarelawan Th.1964
Nominal : 1-5-10-25-50 Sen
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : @ Rp.5.000,- / Satu Set Rp.20.000,-
Tersedia : Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1945
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh
Harga : Rp.55.500,-
Tersedia : Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh tanpa lipat cuil dsbgnya ada flex dikit dan gelombag
Harga : Terjual
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Hampir UNC – baru
Harga :———
TERJUAL (Laris Manis)
Seri : Suku Bangsa II Th.1956 / 1954
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,- / Rp.17.500,-
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Sandang Pangan II Th.1961 / SP I Th.1960
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,- / Rp.15.000,-
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Dai Nippon Th.1943 saat pem japan di indonesia
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat + ada cuil di samping atas dikit
Harga :Terjual
Seri : Pemandangan Alam II Th.1953
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC
(Sedikit Brgelombang dikarenakan penyimpanan sebelumnya kurang bagus)
Harga : Rp.27.500,-
( No Seri bisa berbeda dan URUT )
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : Terjual
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pemandangan Alam II Th.1953
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat
Harga : Terjual
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Rp.,-
Tersedia : trjual
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.9.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : Circulat / ada noda karet meleleh dikit-dikit
Harga : Rp.5.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda stok tinggal 4pcs
Seri : Suku Bangsa II Th.1956
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.12.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : P. Sudirman Th.1968
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : XV +++ Hampir seperti baru
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : XV +++ Hampir seperti baru (Sesuai Gambar diatas)
Harga : Rp.45.500,-
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.80.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh ada lipat ditengah dan noda
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : sesuai gambar
Seri : Ir. Soekarno Th.1950 RIS
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh hampir UNC
Harga : Rp.125.000,-
Terjual
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.10.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.4.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Kebudayaan Th.1952
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai (kertas masih kaku)
Harga : T E R J U A L
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Ir. Soekarno Th.1950
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh tanpa lipat cuil dsbgnya
Harga : Rp.100.000,-
Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.80.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Kebudayaan Th.1952
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat
Harga : Rp.55.000,-
Tersedia : Terjual
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.10.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan II Th.1963
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.7.500,-
Terjual / Stok 0
Seri : Pekerja Tangan II Th.1963
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.7.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.4.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No seri bisa berbeda
Seri : Dai Nippon 1943 b
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : Rp.25.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 c
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : T E R J U A L
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 a4
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : Rp.45.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B1
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B2
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B3
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : T E R J U A L
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan II Th.1964
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : Rp.4.500,- (obral)
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan
Harga : T E R J U A L
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan dan noda tipis
Harga : Rp.30.000,-
Tersedia : Sesuai Contoh
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : UNC / Seperit baru
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.25.000,-
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : UNC / Seperti baru
Harga :Terjual
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : Sesuai Gambar – klik pada gambar untuk memperbesar
Harga :Rp.70.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Badak Th.1977
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : 27.500,-
Seri : Dara / Bendungan Th.1982
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.7.500
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.5.000,-
-Tersedia-
Seri : Pekerja Tangan Th.1958
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / baru
Harga : Rp.30.500,-
-Tersedia-
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai namun masih utuh
Harga : Rp.2.500,-
-Tersedia-
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulated Kertas utuh dan masih kaku
Harga : Rp.Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : Circulated warna sedikit coklat
Harga :Terjual
Seri : Wanita & Anggrek Th.1977
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : Circulated sedikit kusam
Harga : Rp.7.500,-
Tersedia : hampir Sesuai contoh
Seri : Bunga Bangkai Th.1982
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC sedikit gelombang
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Kijang Th.1988
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC / baru belum pernah terpakai
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Monyet Th.1992
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC / baru belum pernah terpakai
Harga : Rp.4.500,-
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Rp.45.000,-
Seri : Soetomo Th.1980
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Unc / ada gelombang
Harga : Terjual
Stok : 0
Seri : Sisinga Mangaraja Th.1987
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Unc / ada gelombang dan flex tipis bgt
Harga : Rp.15.000,-
Stok : Tersedia No seri bisa berbeda
Seri : Soetomo Th.1980
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / bekas lipat halus
Harga : Rp.12.500,-
Stok : Tersedia No seri bisa berbeda
Seri : Lompat Batu / Danau Toba Th.1992
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Unc / Baru (seri pengganti X)
Harga : @ Rp.5.000,-
Tersedia
Seri : Teuku Umar / Menara Kudus Th.1986
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Terjual
Tersedia :No Seri bisa berbeda
Seri : Danau 3 Warna / Sasando Th.1992
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.15.000,-
Tersedia :No Seri bisa berbeda
Seri : Pengasah Intan / Rumah Adat Th.1980
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : Circulat (Seperti Gambar)
Harga : @ Rp.45.000,-
Tersedia : 1 lbr
Seri : Gamelan Jawa / Candi Perambanan Th.1979
Nominal : 10.000 Rupiah
Kondisi : Circulat (Ada bekas hekter)
Harga : Rp.75.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : RA. Kartini Th.1985
Nominal : 10.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.55.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Sri Sultan Hamengkubuono IX Th.1992
Nominal : 10.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.35.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : RA. Kartini Th.1985
Nominal : 10.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai ada bekas lipatan
Harga : Rp.22.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Cut Nyak Dhien Th.1992
Nominal : 10.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai ada bekas lipatan halus
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Burung Cindrawasih Th.1995
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku
Harga : Terjual
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Ki Hajar Dewantoro Th.1998
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh, bekas lipat halus
Harga : Rp.30.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Burung Cindrawasih Th.1992
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku
Harga : Terjual
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Burung Cindrawasih Th.1992
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku (karena berada didalam plastik tampilan kurang bagus, terlihat keropos. sebetulnya masih utuh)
Harga : Rp.45.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : WR. Soepratman Th.1958
Nominal : 50.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai Conto
Seri : Soeharto Th.1995
Nominal : 50.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.85.000,-
Tersedia : circulat kurang dikit dari contoh

1968 (seri Sudirman)

Seri Sudirman
Terdiri dari pecahan 1, 21/2, 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1000, 5000 dan 10000 rupiah
Merupakan seri yang memiliki pecahan terbanyak (11 lembar)
.
Pecahan 1 dan 2,5 rupiah
.
Relatif mudah ditemukan dan tidak bernilai tinggi, sekitar Rp.5000 perlembar UNC
.
.
Pecahan 5 rupiah 1968
.
Juga bernilai cukup murah, sekitar Rp. 10.000,- perlembar UNC.

Pecahan 10 rupiah
.
Bernilai sekitar 15.000 rupiah perlembar UNC
Pecahan 25 rupiah
.Harga perlembar sekitar Rp.25 ribuan UNC
Pecahan 50 rupiah
.
Bernilai sekitar Rp.30.000 perlembar UNC
Pecahan 100 rupiah
Relatif mudah ditemukan dan bernilai sekitar Rp.30 ribu UNC
Pecahan 500 rupiah
Bernilai sekitar Rp. 50 ribuan perlembar UNC
Pecahan 1000 rupiah
Sudah mulai sukar ditemukan, bernilai sekitar Rp. 100 ribuan UNC
Pecahan 5000 rupiah
Terdiri dari dua variasi nomor seri yaitu 2 huruf yang lebih langka dan berwarna agak lebih pucat dan variasi 3 huruf yang berwarna lebih gelap. Harga variasi 2 huruf sekitar Rp. 700 ribuan UNC sedangkan variasi 3 huruf sekitar Ro. 600 ribuan UNC.
Perhatikan variasi 2 huruf yang lebih pucat
Pecahan 10000 rupiah
Seperti juga pecahan 5000, terdiri dari 2 variasi nomor seri yaitu 2 huruf dan 3 huruf. Variasi 2 huruf lebih sukar ditemukan dan berwarna juga lebih pucat. Harga UNC sekitar 500-600 ribuan
Warna variasi 2 huruf yang lebih pucat
Kesimpulan seri Sudirman:
1. Terdiri dari pecahan terbanyak
2. Pecahan kecil 1 s/d 1000 rupiah relatif mudah ditemukan dan tidak terlalu mahal
3. Pecahan 5000 dan 10000 mempunyai 2 variasi nomor seri
4. Seri terakhir yang diterbitkan oleh BI, setelah seri ini uang kertas Indonesia selanjutnya tidak pernah diteribitkan dalam bentuk lengkap satu seri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Jangan Menyertakan LINK HIDUP dalam Komentar teman - teman
Karena Saya AKAN MENGHAPUS KOMENTAR TERSEBUT !!!