Satpol PP dan PKL Luka-luka |
Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) pasar jongkok di Jalan HR Soebrantas Km
10, Pekanbaru yang menolak direlokasi, bentrok dengan ratusan aparat
gabungan Satpol PP dan kepolisian, Ahad (2/5) malam tadi.
Bentrok yang sempat menimbulkan kemacetan dan perhatian pengguna jalan ini mengakibatkan korban luka di aparat dan warga akibat terkena lemparan batu dan senjata tajam.
Selain itu, lima kendaraan milik Satpol PP dan satu unit truk satuan Sabhara Polresta Pekanbaru dan belasan sepeda motor mengalami kerusakan.
Bentrok yang sempat menimbulkan kemacetan dan perhatian pengguna jalan ini mengakibatkan korban luka di aparat dan warga akibat terkena lemparan batu dan senjata tajam.
Selain itu, lima kendaraan milik Satpol PP dan satu unit truk satuan Sabhara Polresta Pekanbaru dan belasan sepeda motor mengalami kerusakan.
Suasana di lokasi kejadian
mulai di depan pertokoan simpang Jalan Putri Tujuh hingga Jalan
Purwodadi cukup mencekam, bahkan seluruh Ruko ditutup oleh pemiliknya.
Pedagang
mulai melakukan aksi penolakan relokasi dengan demo dan orasi sekitar
pukul 17.00 WIB. Kecaman terhadap terhadap Pemerintah Kota (Pemko)
Pekanbaru terkait penggusuran yang telah dilakukan beberapa hari
terakhir, disampaikan dalam orasi tersebut.
Orasi tidak
berlangsung lama karena masuknya waktu Salat Magrib. Para pedagang
melakukan Salat Magrib berjamaah, Yasinan dan makan bersama di bekas
tempat mereka berdagang.
Begitu juga dengan Tim Yustisi yang
sudah siaga juga terlihat duduk-duduk dan berdiri usai makan malam,
tidak jauh dari keberadaan pedagang yang berdemonstrasi.
Usai
Salat dan makan, pedagang melanjutkan aksinya dengan berorasi. Namun
tiba-tiba dari belakang pedagang ada yang melempar batu ke arah Satpol
PP.
Takut menjadi sasaran, anggota Satpol PP mundur. Namun aksi
para pedagang berubah anarkis dan merusak lima unit mobil Satpol PP dan
satu unit truk satuan Sabhara Polresta Pekanbaru.
Melihat kondisi
itu, Tim Yustisi langsung menghalau para pedagang hingga terjadi
bentrok. Karena kalah kekuatan, para pedagang langsung lari kocar-kacir
dan dikejar Satpol PP hingga masuk ke dalam gang-gang kecil. Para
pemilik toko terlihat menutup tokonya untuk menghindari sasaran amuk
massa.
Kejadian selanjutnya menjadi semakin mencekam. Tidak hanya
mengejar para pedagang yang kocar-kacir, beberapa pengunjung yang
hendak belanja juga lari ketakutan melihat Satpol PP yang memburu setiap
pedagang dan warga yang dicurigai. Para pemilik Ruko yang berjualan,
langsung menutup tokonya. Mereka takut menjadi sasaran bentrok tersebut.
Cerita
memilukan justru dialami oleh Putri (9). Saat kejadian, dia datang
dengan ayahnya untuk berbelanja. Namun karena kondisi tidak terkendali,
ia terpisah dari ayahnya dan juga ikut lari menyelamatkan diri ke salah
satu rumah warga yang berada di belakang Ruko.
Rumah yang
dimasuki Putri tersebut dihuni oleh Prili Dwi Utari (18) dan ketiga
adiknya yang masih berumur 13, 7 dan 4 tahun. Anggota Satpol PP yang
terus menyisir, mendobrak pintu rumah tersebut. Dua pintu belakang
mengalami hancur sedangkan sepeda motor miliknya juga terlihat rusak.
Putri, Prili Dwi Utari dan ketiga adiknya menangis histeris dengan aksi anggota Satpol PP tersebut.
‘’Tadi
saya datang sama ayah, karena takut kami lari dan terpisah. Kemudian
saya ikut lari dan sembunyi di rumah Kak Prilli. Namun mereka tetap
mendobrak pintu padahal kami cuma anak-anak,’’ ujar Putri sambil
menangis kepada Polisi dan sejumlah wartawan.
Kakan Satpol PP
Kota Pekanbaru Baharuddin tidak mengakui anggotanya yang mendobrak rumah
Prili tersebut. ‘’Tidak ada itu, tidak ada,’’ elak Baharuddin saat
ditanya wartawan saat bentrok berakhir.
Terkait peristiwa
bentrok yang terjadi tersebut, Burhanuddin mengaku sangat sedih dengan
kerusuhan yang mengakibatkan kedua belah pihak mengalami luka-luka
tersebut.
‘’Saya sangat sedih dengan kejadian ini, beberapa
anggota kami juga mengalami luka-luka. Ada yang kena tusuk, kepalanya
bocor dan sebagainya. Kami menilai ini sudah tindakan premanisme dan
bukan pedagang lagi,’’ ujar Baharuddin.
Mengenai penertiban para
pedagang, Baharuddin mengatakan pihaknya akan terus melakukan hal
tersebut. ‘’Ini demi kota kita bukan untuk perorangan, ataupun kelompok
tetapi masyarakat banyak,’’ ujarnya.
Selain batu, besi runcing
dan kayu, juga ditemukan senjata tajam jenis samurai yang tertinggal di
sebuah kendaraan roda dua. Senjata tersebut langsung diamakan sendiri
oleh Baharuddin.
Kabag Ops Polresta Kota Pekanbaru Kompol R
Sagala mengaharapkan tidak terjadi lagi kerusuhan yang mengakibatkan
korban luka-luka tersebut. Dari bentrok tersebut, Kompol R Sagala
menyebutkan mengamankan beberapa pedagang yang diduga melakukan
perusakan untuk dimintakan keterangan.
‘’Karena ini masalah
sosial kita harus bijaksana, sebenarnya kita lakukan persuasif dan
perlahan-lahan. Tidak dengan arogansi, saya kira kepolisian sudah
berupaya untuk menetralkan dan menenangkan suasana. Dan kami kira Satpol
PP juga tidak terlalu emosional,’’ ujarnya.
Menurut salah
seorang pedagang pasar jongkok, Izal (45), pedagang menolak untuk pindah
arena lokasi masih belum layak dan becek serta berlumpur.
‘’Kalau
dari kami para pedagang menolak pindah karena pertama tempatnya belum
layak, yang kedua karena lahan masih becek dan yang ketiga tempatnya
kurang strategis,’’ ujarnya di hadapan Kapolres Kota Pekanbaru Kombes
Pol Adang Ginanjar yang juga turun ke lokasi bentrokan.
Pengurus
Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI), Peros menuturkan, sebenarnya para
pedagang tidak terlalu mempermasalahkan untuk direlokasi.
‘’Di
tengah hutan pun pedagang mau, asalkan memenuhi kriteria layak untuk
berjualan. Tetapi tentu disiapkan dulu tempat yang layak. Ini tempatnya
belum selesai para pedagang sudah diminta untuk pindah,’’ ujarnya.
Hingga
pukul 23.00 WIB, suasana kawasan pasar jongkok yang berada di leretan
Ruko Jalan Subrantas sudah kembali aman. Namun suasana terlihat sepi,
tak terlihat para pedagang yang berjualan.
Begitu juga anggota Satpol PP dan aparat kepolisian yang tadinya tampai ramai melakukan pengamanan, sekarang sudah bubar.
Menanggapi
aksi anarkis ini, anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Adri Yanto yang
ikut menyaksikan bentrok malam tadi mengecam terjadinya aksi anarkis.
Karena menurutnya, aksi pengrusakan ini bukan cara yang baik untuk
menyelesaikan persoalan.
‘’Merusak fasilitas negara ini tentu
bukan tindakan yang terpuji dan kami mengecamnya. Kedapatan melakukan
perusakan ini, saya minta pihak kepolisian untuk menindak tegas,’’ kata
Adri menyayangkan aksi itu.
Ia mengatakan, jika tidak sepakat
dengan kebijakan pemerintah dan ingin demo, lakukanlah dengan cara yang
santun dan baik. Dan jika sudah menjadi kebijakan pemerintah hendaknya
dipatuhi saja, karena tidak mungkin pemerintah tidak memikirkan rencana
yang lebih baik ke depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Jangan Menyertakan LINK HIDUP dalam Komentar teman - teman
Karena Saya AKAN MENGHAPUS KOMENTAR TERSEBUT !!!