Mavin International Singapore mengadakan lelang pada tanggal 30 Maret 2013
Mari kita lihat lot-lot uang Neth Indies dan Indonesianya
738. Republik
Indonesia Serikat, 10 Rupiah, 1 January 1950, Sukarno, (P.37; H-223),
serial nos. E/11 946612 to 614, 3 consecutive notes, 1st 2 notes, GEF,
last note, UNC. (3) S$220 Up
739.
Republik Indonesia Serikat, 10 Rupiah, 1 January 1950, (P.37; H-223),
serial nos. E/4 935812 to 814, 3 consecutive notes, ageing, UNC. (3) S$75 Up
740. Bank
Indonesia, 100 Rupiah, ND (1957), (P.51; H-243), squirrel, serial no.
100EAC41979; 100 Rupiah, ND (1960), (P.86a; H-271), serial no. XKA
019132, rust stains; Republik Indonesia, 1 Rupiah, 1956, (P.74; H-237),
serial nos. HNJ 014397 to 400, 4 consecutive notes; some with foxing.
1st and 2nd note, fine to good fine, others AU-UNC. (6) S$85 Up
741. Bank
Indonesia, 1000 Rupiah, 1 January 1959, (P.71b; H-264), serial nos.
1000 DZ/1 86531 to 540, 10 consecutive notes, UNC. (10). S$320 Up
Ayo, jarang-jarang ada 10 lembar yang urut……
742. Bank Indonesia, 500 Rupiah, 1982, (P.121; H-318), serial no. GQT 000001, AU-UNC. S$80 Up
Penggemar nomor cantik akan senang karena lot-lot berikutnya banyak yang bernomor cantik
743. Bank Indonesia, 500 Rupiah, 1988, (P.123a; H-323), serial nos. TBA 111111, TBM 111111, ageing spots, UNC. (2) S$70 Up
744. Bank Indonesia, 5000 Rupiah, 1992, (P.130a; H-327), serial no. XTL 444444, UNC. S$50 Up
745. Bank Indonesia, 10000 Rupiah, 1992, (P.131a; H-328), serial no. CBH 100000, UNC. S$40 Up
746. Bank Indonesia, 10000 Rupiah, 1992, (P.131a; H-328), serial no. VTQ 333333, UNC. S$60 Up
747. Bank Indonesia, 50000 Rupiah, 1993, polymer, (P.134a; H-331), serial nos. ZZG 124221 to 223, 3 consecutive notes, UNC. (3). S$60 Up
748. Bank Indonesia, 50000 Rupiah, 1995, (P.136d; H-333), serial no. XBF 222222, AU-UNC. S$60 Up
749. Bank Indonesia, 20000 Rupiah, 1998, (P.138; H-335), serial nos. WBD 000001, WBO 000001, GVF-EF. (2) S$40 Up
750. Bank Indonesia, 1000 Rupiah, 2000, (P.141a; H-338), serial no. ATB 000001, PMG Choice UNC64 EPQ. S$65 Up
751. Bank
Indonesia, 10000 Rupiah, 2005, uncut sheet of 45, top left serial no.
AAA 000008, bottom right no. BAV 000008, this uncut sheet consists of
consecutive prefixes and same serial no. ‘000008’, AU-UNC. (1 sheet) S$8,000 Up
883. De Javasche Bank, 5 Gulden, 1937-39, (P.78b), serial no. XO 01463, PMG Choice UNC64. S$210 Up
Perhatikan walaupun UNC uang ini tidak mendapatkan gelar EPQ
884. De
Javasche Bank, 1934-38, 10 Gulden (4), (P.79a, 79b); Muntbiljetten
Issue, 1 Gulden (2), 2-1/2 Gulden (5), 1940, (P.108a, 109a); Queen
Wilhelmina, 50 Cents, 1 Gulden, 50 Gulden (2), 100 Gulden, 1943,
(P.110a, 111a, 116a, 117a), various serial nos., good fine-VF, sold as
is, no return. (16) S$70 Up
Lot yang menarik, cocok untuk reseller
885. De
Javasche Bank, 200 Gulden, 23.5.1938, (P.83), 2 half notes joined
together, left serial no. SU 07510, right no. Y 04786, missing bits, few
centre holes, fine. S$900 Up
Lumayan mahal untuk uang sambungan
886. 1 Gulden, 15 Jun 1940, (P.108a), serial no. EA 190112, handling, GEF-AU. S$55 Up
887. Imperial
Japanese Government, 1, 5, 10, 100 Roepiah, ND (1944), (P.129 to 132;
Tan NJ11 to NJ14), block SN, SM, SL, SK, ageing, 10 and 100 Roepiah, VF,
others AU. (4) S$35 Up
888. Japanese Government, 100 Roepiah, ND (1944-45), (P.126; Tan NJ8), block SO, minor ageing, GEF. S$25 Up
Kelihatannya tipe yang palsu, bagaimana menurut pendapat teman-teman?
Bagi yang berminat ikutan silahkan klik saja websitenya http://www.mavininternational.com
Harga dalam Singapore dollar dan jangan dilupakan fee lelang sebesar 19,26%.
Sabtu, 02 Maret 2013
Dibalik lelang JA
Java Auction (JA) yang baru saja
diselenggarakan telah membawa berkah bagi kalangan pecinta uang kuno.
Tidak hanya bagi para kolektor tetapi juga bagi penyelenggara dan juga
para pedagang. Beberapa pedagang baik dari luar negeri maupun dari dalam
negeri datang membawa barang-barang dagangannya. Ada yang membawa uang
negara kita, ada pula yang menjajakan uang negara lain.
Seorang pedagang lokal membawa puluhan
lembar uang kertas SPECIMEN baik yang bernomor seri 00000, 123456
ataupun nomor jalan. Ada seri kebudayaan 1952 yang cukup langka, seri
pekerja 1958 dan 1964, seri Sudirman 1968, seri binatang, Timor Timur
dan lain sebagainya. Seorang lagi membawa satu album yang diantaranya
berisi wayang 100 Gulden yang dengan cepatnya berpindah tangan.Seorang
pedagang besar terlihat membawa ratusan lembar uang kuno berbagai jenis,
mulai dari yang termurah sampai termahal seperti 2 lembar ORI 600.
Terlihat pula uang JIM 1, 5 dan 10 cent yang dijual dalam bentuk
gepokan, beberapa jenis pecahan JP Coen pecahan 200, 500 dan 1000
Gulden, Federal specimen dan tentu saja uang uncut lengkap dengan
foldernya.
Java Auction dijadikan pula tempat untuk melepas barang bagi kolektor
yang sudah bosan dengan koleksinya. Terlihat salah seorang kolektor
besar yang melepas puluhan lembar uang kertas seri King George VI dan
Queen Elizabeth II hasil buruannya selama bertahun-tahun. Uang yang
menjadi incaran kolektor mancanegara tersebut dengan segera hilang
disapu bersih penjual Singapore.
Bukan hanya uang kertas, uang coin pun tidak kalah banyaknya dijajakan disana. Seorang pedagang dari Jogyakarta membawa banyak sekali jenis-jenis coin perak langka jaman Belanda, coin emas jaman kerajaan Majapahit dan kesultanan Aceh serta coin proof baik lokal maupun mancanegara.
Bukan hanya uang kertas, uang coin pun tidak kalah banyaknya dijajakan disana. Seorang pedagang dari Jogyakarta membawa banyak sekali jenis-jenis coin perak langka jaman Belanda, coin emas jaman kerajaan Majapahit dan kesultanan Aceh serta coin proof baik lokal maupun mancanegara.
Salah seorang pedagang dari Singapore
membawa beberapa album berisi bermacam-macam jenis uang, SPECIMEN
Sudirman 5000 dan 10000 Rupiah, SPECIMEN seri Sukarno, Proof Indochina,
uang-uang polymer bernomor seri pengganti dan berbagai jenis lainnya.
Diantara sekian banyak barang bawaannya ada dua jenis yang menarik
perhatian saya :
Pertama adalah uang polymer Suharto
pecahan 50000 Rupiah 1993. Sebagaimana kita ketahui uang ini memiliki
nomor seri yang didahului oleh 3 huruf dan 2 huruf pertama selalu
dimulai dengan ZZ. Yaitu ZZA, ZZB dst sampai terakhir ZZZ lengkap 26
abjad. Nah, uang yang dibawa oleh pedagang ini memiliki huruf yang tidak
umum yaitu XXA. Mengapa bisa demikian? Apakah huruf XX menandakan bahwa
uang tersebut merupakan seri pengganti? Jawabannya bukan, karena
pencetak NPA yang mencetak uang tersebut tidak mengenal adanya seri
pengganti (baca artikel 61). Kalau demikian mengapa ada huruf yang tidak
sesuai dengan rumus ZZ? Ayo saya undang pendapat teman-teman semua,
silahkan kirim jawaban via shoutbox atau email.
Yang kedua adalah uang yang boleh
dikatakan kita semua tidak pernah lihat, termasuk saya dan hampir semua
teman kolektor lainnya. Oleh penjual, uang yang berukuran sebesar wayang
50 Gulden tersebut telah diperlihatkan kebanyak teman tetapi tidak ada
yang menyadarinya sampai akhirnya diperlihatkan kepada saya. Tanpa pikir
panjang langsung saya ambil dan saya merasa sangat beruntung sekaligus
sangat senang bisa membawa pulang uang tersebut.
Perhatikan gambar di bawah, apakah ada
yang mengetahui jenis uang tersebut? Bagi yang memiliki katalog silahkan
dibuka dan perhatikan nomor HM-1
Saya sedang mengumpulkan informasi
tentang uang ini termasuk bertanya kepada beberapa ahli dari Belanda,
tetapi sampai sekarang masih belum ada jawaban. Jenis yang sama tetapi
dalam bentuk proof tanpa nomor seri dan tanda tangan pernah dilelang di
Belanda tahun 2006 dan terjual seharga 2500 Euro. Jenis yang saya beli
bernomor seri jalan, bertanda tangan, perforasi NED HANDEL M, dan
bertahun 1904 yang walaupun kondisinya hanya sekitar fine tetapi
tentunya jauh lebih langka.
Versi proof terjual pada lelang di Belanda tahun 2006
Versi palsu yang sering dijual di internet
Dugaan sementara uang cetakan Johan
Enschede yang ditemukan di pasar malam di daerah Penang-Malaysia
tersebut adalah uang perkebunan (kemungkinan perkebunan tembakau) di
daerah Medan, yang berlaku hanya di daerah tempat uang tersebut
dikeluarkan serta sebagian daerah sekitarnya (mirip seperti kertas
Probolinggo). Karena daerah Medan sangat dekat dengan wilayah kekuasaan
Inggris di Malaya-Singapore, sangat mungkin terjalin hubungan bisnis
yang erat antara keduanya. Karena itu tidak heran satuan uang yang
dipakai bukan Gulden tetapi Dollar. Dugaan tersebut diperkuat dengan
adanya pita yang ditempel di sudut kiri bawah yang bertulisan bahwa uang
ini setara dengan 1 Strait Dollar yang waktu itu berlaku di wilayah
Malaya dan Singapore. Menarik bukan?
Untuk memastikan hal tersebut perlu
dilakukan penelitian yang lebih mendalam serta pengetahuan sejarah yang
memadai terutama tentang perkebunan di wilayah Medan dan hubungan dagang
antara Netherlands Indies dengan wilayah jajahan Inggris di Malaya dan
Singapore. Tentu tidak mudah apalagi kejadiannya di awal tahun 1900 an.
Bagaimanapun juga saya merasa sangat
beruntung bisa mendapatkan uang yang super langka ini dan sekarang saya
bagikan keteman-teman semua agar bisa ikut menikmatinya. Ternyata bukan
hanya lelangnya saja tetapi di belakang acara lelang Java Auction bisa
membawa banyak kegembiraan. Karena itu saya menghimbau kepada para teman
untuk datang pada lelang berikutnya dan jangan lupa bawa sebanyak
mungkin barang-barang koleksinya baik untuk ditukar, dijual atau sekedar
diperlihatkan untuk membuka mata kita bersama.
Jakarta 1 Maret 2013
Salam numismatik
Kamis, 28 Februari 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
Java Auction 9
Lelang
JA berlangsung cukup ramai. Banyak teman kolektor dan penjual baik
lokal maupun negara tetangga yang berdatangan. Harga penutupan untuk
sementara saya cantumkan di masing2 lot, tanda silang menunjukkan lot
tidak terjual.
Silahkan klik gambar untuk memperbesar dan melihat hasilnya.
Pada
halaman ini tidak ada kejutan yang berarti, harga penutupan dari lot
yang terjual masih tergolong rasional. Lot termahal adalah 100 Rupiah
1947 tembakau tt Maramis (lot 13) yang terjual diharga dasar Rp15 juta.
Sesuai
dugaan, ORI 600 tidak terjual, demikian juga lot-lot pada halaman ini
kecuali pecahan 400 Rupiah 1948 (lot 25) yang terjual juga diharga dasar
1,700,000 Rupiah
Demikian
juga dengan ORI 600 dengan margin ENR serta beberapa jenis ORI Baru
tidak terjual. Sisanya kebanyakan terjual diharga dasar. Dapat dilihat
kalau harga uang ORI tidak banyak mengalami peningkatan.
Lot-lot
pada halaman ini juga tidak ada yang memberikan kejutan.Beberapa jenis
seri kebudayaan yang bernomor urut seperti pecahan 5 (lot 41), 10 (lot
42), 25 (lot 44), 50 (lot 45) dan 500 (lot 47) laris manis walaupun
harga tidak terlalu mengangkat. Yang mengherankan lot 49 yaitu 5 Rupiah
orangutan 1957 sebanyak 9 lembar urut nomor tidak terjual, padahal cukup
langka ditemukan dalam jumlah banyak sekaligus.
Kejutan baru terjadi pada lot 51 (Rp10
rusa 1957), ada 2 bidder yang bersaing ketat dan akhirnya ditutup
seharga Rp54 juta. Kejutan lain juga terjadi pada lot 62 (Rp1000 gajah
UNC) dimana harga penutupan melebihi perkiraan yaitu Rp5,2 juta !!
Lot-lot lain pada seri binatang kebanyakan terjual sedikit diharga dasar
kecuali set specimen seri binatang yang sepi peminat.
Lot 67 si
banteng terjual dikisaran harga yang sama dengan harga bertahun-tahun
yang lalu, demikian juga dengan bunga 500 SPECIMEN. Sedikit kejutan
terjadi pada lot 77 (Rp5000 pekerja 1958 coklat) yang terjual Rp2,4 juta
untuk 2 lembar UNC urut nomor. Lot lain terjual tidak jauh disekitar
harga pembukaan kecuali pecahan Rp1000 pekerja 1958 yang tidak ada
peminat sama sekali, padahal ada 7 lot.
Lot-lot
pada halaman ini juga tidak ada kejutan dan sesuai prediksi, untuk
kesekian kalinya Sukarno 2500 dan 5000 tidak ada peminat. Lot yang tidak
terjual antara lain adalah semua pecahan Rp10000 nelayan (hijau dan
garuda) 1964 yang kita ketahui memang relatif banyak dan mudah
ditemukan.
Kejutan
besar terjadi pada lot 116 (Rp500 bunga bangkai 1982) yang terjual
seharga Rp1,8 juta dan lot 124 (uncut 2 lbr Rp10000) yang terjual Rp2,1
juta. Tetapi harap dimaklumi karena nomor seri pada lot 124 ini
tergolong cantik yaitu AAQ dan AAR 000100. Ironisnya satu-satunya lot
dengan nomor cantik kembar 444444 (lot 120) tidak terjual. Lot lain
kebanyakan terjual diharga dasar.
Halaman ini penuh kejutan. Lot 125 uncut
2 Rp50000 terjual Rp2,2 juta, jangan heran karena nomor serinya
tergolong cantik juga. Lalu pada uncut 4 Rp2000 yang terjual diharga Rp.650 ribu dan terakhir kejutan serta perang sengit terjadi lagi pada full sheet Rp2000.
Lot-lot yang berisi uang daerah sebagian besar terjual diharga dasar.
Sedikit kejutan pada uang2
PRRI karena terjual melebihi harga estimasi, padahal sudah
bertahun-tahun uang ini bergerak ditempat. Uang creasi dan bingkai 10 G
specimen tidak terjual.
Uang-uang
Neth indies pada halaman ini terjual sedikit di atas harga estimasi
kecuali lot 174 wayang 10 G fine yang terjual gila-gilaan yaitu Rp5,6
juta. Padahal harga pembukaannya cuma Rp500 ribu. Selidik punya selidik
ternyata hanya gara-gara nomor serinya cantik yaitu 00001. Rupanya
penggemar nomor cantik sudah bosan dengan seri-seri biasa dan mulai
merambah seri wayang.
Halaman ini
penuh dengan barang-barang yang langka tetapi tidak ada yang memberikan
kejutan. Wayang 200 Gulden issued dan 1000 Gulden Proof tidak terjual,
demikian juga pecahan 100 Gulden VF nya, yang terjual malah yang 100
Gulden fine dan 50 Gulden fine. Dan sesuai dugaan pula wayang 50 Gulden
tt Praasterink urut nomor sudah mulai sepi peminat padahal harga rata2
yang urut cuma sekitar 3 jutaan doang, sangat berbeda dibanding beberapa
waktu yang lalu dimana sempat terjual sampai 2- 2,5 kali lipat lebih
tinggi.
Lot-lot pada halaman ini juga tidak ada kejutan, harga penutupan masih dikisaran normal.
Nica SPECIMEN terjual diharga dasar, tidak berubah sejak bertahun2 yang lalu. Pecahan2 lain terjual masih sesuai ekspetasi.
Halaman ini juga tidak menunjukkan kejutan yang berarti. Harga penutupan tidak berbeda jauh dari pembukaan.
Secara
keseluruhan harga-harga hasil lelang JA 9 kali ini tidak mengalami
peningkatan yang signifikans. Bahkan beberapa jenis sudah mengalami
penurunan harga seperti wayang 25 dan 100 Gulden. Sebaliknya uang uncut
terutama yang bernomor cantik mengalami peningkatan harga.
=======================================
Selasa, 01 Januari 2013
Revisi Harga
Banyak teman meminta agar harga-harga
di web ini direvisi. Sebenarnya untuk merevisi harga bukan pekerjaan
gampang dan yang lebih mengerti adalah para penjual. Tetapi baiklah,
sedikit demi sedikit akan mulai saya ubah. Dimulai dengan menampilkan
hasil-hasil lelang internasional yang belum lama berlangsung.
10 Gulden 1920 Specimen, no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga, kondisi AU
Terjual $881 pada lelang Stacks Bowers (USA) Januari 2013
Seri Bingkai 10 Gulden 1920 Specimen tt vd Berg-Zeilinga
5 jt (VF), 6 jt (EF), 8 jt (AU), 10 jt (UNC)
25 Gulden 1920 Specimen, no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga, kondisi AU
Terjual $940 pada Januari 2013
Seri Bingkai 25 Gulden 1920 Specimen tt vd Berg-Zeilinga
6 jt (VF), 8 jt (EF), 10 jt (AU), 12 jt (UNC)
100 Gulden 1921 Specimen, no seri merah tt Hermert-Zeilinga, kondisi AU.
Terjual $1410 pada lelang Stacks Bowers Januari 2013
Coen Mercurius 100 Gulden Specimen no seri merah tt Hermert-Zeilinga
8 jt (VF), 12 jt (EF), 15 jt (AU)
200 Gulden 1919 Specimen, no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga. Kondisi AU
Terjual $1645 pada Januari 2013
Coen Mercurius 200 Gulden Specimen no seri hitam tt vd Berg-Zeilinga
10 jt (VF), 15 jt (EF), 17 jt (AU)
500 Gulden 1919 Specimen tt vd Berg-Zeilinga.Kondisi AU
Terjual $1700 pada lelang yang sama dengan di atas
Coen Mercurius 200 Gulden Specimen tt vd Berg-Zeilinga
12 jt (VF), 15 jt (EF), 20 jt (AU)
1000 Gulden 1912 Specimen, tt Gerritzen-Vissering, kondisi VF
Terjual $2232 Januari 2013
Coen Mercurius 1000 Gulden Specimen tt Gerritzen-Vissering
20jt (VF), 30 jt (EF), 40 jt (AU)
500 Gulden 1943 Specimen, terjual $1100 pada Januari 2013
NICA 500 Gulden 1943 Specimen
10 jt (UNC)
Satu set lengkap NICA specimen saat ini berharga sekitar 22-24 juta Rupiah
Pecahan 50cent, 1 G, 2,5 G Specimen masing-masing sekitar Rp1 jt (UNC)
Pecahan 5, 10 dan 25 G Specimen masing-masing sekitar Rp1,5 jt (UNC)
Pecahan 5, 10 dan 25 G Specimen masing-masing sekitar Rp1,5 jt (UNC)
Pecahan 50 G dan 100 G masing-masing sekitar Rp3 jt (UNC)
5 Gulden 1942 specimen unissued, UNC. Terjual $350 pada lelang Stacks Bowers (USA)
Atau sekitar Rp3,5 jt (UNC)
Atau sekitar Rp3,5 jt (UNC)
5.000 Rupiah 1968 Sudirman var 2 huruf, kondisi AU terjual sekitar Rp1,3 juta
(eBay Desember 2012). Walaupun bernominal lebih kecil tetapi pecahan ini
lebih sulit ditemukan daripada pecahan Rp10.000, apalagi var 2 hurufnya
5.000 Rupiah 1968 Sudirman var 2 huruf
600 rb (VF), 1 jt (EF), 1,5 jt (AU), 2 jt (UNC)
5000 Rupiah 1968 Sudirman var 3 huruf
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,2 jt (AU), 1,75 jt (UNC)
10.000 Rupiah 1968 Sudirman var 3 huruf, kondisi AU terjual sekitar Rp1,2 juta
(eBay Desember 2012)
10.000 Rupiah 1968 Sudirman var 3 huruf
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,2 jt (AU), 1,5 jt (UNC)
600 Rupiah 1948 ‘essay’ XF
Terjual sekitar Rp25 juta pada lelang eBay Desember 2012 oleh penjual dari Itali
Menurut para sepuh uang ini ditemukan secara tidak sengaja dalam bentuk plano berisi
16 lembar yang kemudian dipotong masing-masing menjadi 8 lembar dengan margin ENR
dan 8 lagi tanpa margin.
16 lembar yang kemudian dipotong masing-masing menjadi 8 lembar dengan margin ENR
dan 8 lagi tanpa margin.
Beberapa saat kemudian ditemukan lagi 1 lembar plano lain yang dipotong-potong juga oleh
penjualnya dan disisakan selembar dalam bentuk uncut 4 yang pernah dilelang di JA
penjualnya dan disisakan selembar dalam bentuk uncut 4 yang pernah dilelang di JA
(menurut kabar terbaru uncut 4 ini juga telah dipotong).
Tetapi uang yang dilelang eBay ini memiliki potongan berbeda dibanding uang2 lainnya,
margin bertulisan ENR (Enam Ratus Rupiah?) yang sangat menambah nilai jual
ternyata juga ikut dipotong.
Bila uang ini asli, berarti masih ada plano lain yang tersimpan di luar negeri,
sehingga berapa jumlah pastinya menjadi sulit diketahui.
sehingga berapa jumlah pastinya menjadi sulit diketahui.
5,000 Rupiah 1958 violet, 2 lembar urut nomor UNC
Terjual $91 pada lelang eBay November 2012
5000 Rupiah 1958 violet
100 rb (EF), 250 rb (AU), 400 rb (UNC)
10,000 Rupiah 1975 barong UNC
Terjual $143 di Ebay pada November 2012
Barong 10000 Rupiah 1975
100 rb (VF), 500 rb (EF), 750 rb (AU), 1,25 jt (UNC)
100 Gulden 1939 wayang, VF
Terjual $1700 belum termasuk fee 15% (total sekitar Rp18 juta)
pada lelang LKCA (Amerika) November 2012
Wayang 100 Gulden 1939
10 juta (Fine), 15 juta (VF), 25 juta (EF), 35 juta (AU)
Seri binatang 5 Rupiah ND (1959) var 3 huruf kondisi UNC
Terjual seharga $36 (sekitar Rp.350 rb) pada Oktober 2012
5 Rupiah 1957 orangutan, var 3 huruf
50 rb (VF), 100 rb (EF), 150 rb (AU), 350 rb (UNC)
Bunga 1000 Rupiah 1959 variasi d, kondisi UNC
Terjual $32 pada Oktober 2012 (sekitar Rp.300rb)
1000 Rupiah 1959 bunga, variasi d (2 huruf di atas 1 huruf)
50 rb (VF), 75 rb (EF), 150 rb (AU), 300 rb (UNC)
Wayang 25 Gulden sign Praasterink, Grade UNC
Terjual Rp.10 juta perlembar pada lelang KM Oktober 2012
Variasi ini memang sulit ditemukan yang
berkondisi UNC sehingga saya tidak menolak sewaktu mendapatkan tawaran
belasan lembar urut nomor dari luar negeri pada September 2011.
Apalagi setelah di grading oleh PMG dan diberikan nilai sangat baik yaitu 64 EPQ.
Harga waktu itu hanya 40% dari harga penutupan lelang KM.
Apalagi setelah di grading oleh PMG dan diberikan nilai sangat baik yaitu 64 EPQ.
Harga waktu itu hanya 40% dari harga penutupan lelang KM.
Menurut rumor uang ini ditemukan dalam jumlah sangat banyak
(beberapa puluh lembar) tetapi tidak dilepas sekaligus oleh si penjual.
(beberapa puluh lembar) tetapi tidak dilepas sekaligus oleh si penjual.
25 Gulden wayang sign Praasterink
500 rb (Fine), 1 juta (VF), 1,5 juta (EF), 2,5 juta (AU), 5 juta (UNC)
500 rb (Fine), 1 juta (VF), 1,5 juta (EF), 2,5 juta (AU), 5 juta (UNC)
Pekerja 10.000 Rupiah 1964 Garuda w/m kiri-kanan. Grade UNC
Terjual $23.5 di Ebay Oktober 2012 (sekitar Rp.320,000 setelah ditambah ongkos kirim)
10.000 Rupiah 1964 nelayan, w/m Garuda kiri-kanan
Rp.50 rb (VF), Rp.100 rb (EF), Rp.150 rb (AU), Rp.300 rb (UNC)
Bingkai II 10 Gulden 1916 issued, sign vd Berg – Zeilingga (var #10). Grade crisp VF
Terjual $1,525 pada Oktober 2012 (sekitar Rp.15 juta)
Bingkai II 10 Gulden issued
5 juta (VG), 10 juta (Fine), 15 juta (VF), 20 juta (EF)
NICA 50 Gulden 1943, 2 lembar urut nomor. UNC
Terjual $235 (sekitar Rp.2,2 juta) pada lelang bulan Agustus 2012
50 Gulden 1943 NICA
100 rb (VF), 250 rb (EF), 500 rb (AU), 750 rb (UNC)
Sukarno 500 Rupiah UNC saya beli di harga Rp.2,5 juta bulan Juni 2012
sedangkan pada lelang JA di bulan yang sama terjual Rp.2,7 juta (UNC) dan 1,5 juta (AU)
500 Rupiah 1960 Sukarno, w/m banteng
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,5 juta (AU), 2,5 juta (UNC)
Japanese Goverment, P-127a 1000 Roepiah ND (1945). Grade AU
Sold for $850.00 (sekitar Rp.9 juta pada lelang bulan Mei 2012)
1000 Roepiah Pemerintah Dai Nippon unissued
7 juta (EF), 8 juta (AU), 9 juta (UNC)
De Javasche Bank, P-78c 5 Gulden 17.7.1939. Grade: AU/UNC
Sold for $90.00 (sekitar Rp.1 juta) pada Mei 2012
5 Gulden 1939 Wayang
100 rb (VF), 200 rb (EF), 400 rb (AU), 750 rb (UNC)
INDONESIA. Bank Indonesia. 100 Rupiah, ND (1963). P-R5
A regional issue note which shows with the “Irian Barat'” overprint. Nice appeal and even circulation.
Grade : Very Fine
Grade : Very Fine
Sold for $218 (sekitar Rp.2 juta pada Januari 2012)
Sukarno Irian Barat 100 Rupiah
500 rb (Fine), 1 juta (VF), 2 juta (EF), 3 juta (AU), 4 juta (UNC)
NICA 100 Gulden 1943, UNC-
Terjual seharga 100 Euro pada bulan Mei 2012 (sekitar Rp.1,5 juta)
100 Gulden 1943 NICA
500 rb (EF), 1 juta (AU), 2,5 juta (UNC)
Coen Mercurius 200 Gulden 1916 issued note, grade VG
Terjual seharga 2200 Euro pada bulan Mei 2012 (atau sekitar Rp.33 juta)
Coen Mercurius 200 Gulden 1916 non specimen
30 juta (VG), 45 juta (Fine), 100 juta (VF)
Bank Indonesia P-52 500 Rupiah ND (1957) Grade AU
An
underrated design which shows with nice color and exceptional detail. A
vivid vignette of a tiger is seen at left with a verso design depicting
paddy terraces. A single light vertical fold for circulation.
Final bid $431 (sekitar Rp.4 juta) pada Januari 2012
500 Rupiah 1957 macan
2 juta (VF), 3 juta (EF), 4 juta (AU), 10 juta (UNC)
Bank Indonesia P-53 1000 Rupiah ND (1957)
Lovely detail and color on this Elephant 1,000 Rupiah note.
Even circulation and problem free for the grade. Choice Very Fine
Final bid $206 (sekitar 1,9 juta) pada Januari 2011
1000 Rupiah 1957 gajah
1 juta (VF), 1,5 juta (EF), 2,5 juta (AU), 4 juta (UNC)
Bank Indonesia P-54 2500 Rupiah ND (1957). Grade Very Ch. New 64 (UNC)
Highest issued denomination; leguan/village. Spectacular and now quite difficult so choice.
PCGS terms this “Very Ch. New 64”.
Sold for $300 (sekitar Rp.3,5 juta) Desember 2011
2500 Rupiah 1957 komodo
500 rb (VF), 750 rb (EF), 1,5 juta (AU), 3,5 juta (UNC)
Muntbiljetten P-108a; P-109a 1; 2 1/2 Gulden 15.6.1940, Both UNC
TWO NOTES; both UNC. Both made in Batavia. The 1 Gulden is particularly underrated.
Sold for $95 (sekitar Rp,1,1 juta) pada awal 2012
1 Gulden 1940 munbuljet
50 rb (VF), 100 rb (EF), 250 rb (AU), 500 rb (UNC)
2,5 Gulden 1940 munbiljet
50 rb (VF),100 rb (EF), 300 rb (AU), 600 rb (UNC)
Bank Indonesia, 49As 10 Rupiah ND (1957). Grade UNC
SPECIMEN; serial number of zeroes. Stag/longboat. A rarity from the well known animal series.
Sold for $1,600 (sekitar Rp.17 juta setelah ditambah fee dll) pada awal 2012
10 rupiah 1957 rusa
10 juta (EF), 15 juta (AU), 20 juta (UNC)
Bank Indonesia, P-49Bs 25 Rupiah ND (1957). Grade UNC
SPECIMEN; serial number of zeroes. Next in the animal series; Java rhinoceros/batak houses.
Wonderful in every respect.
Sold for $2,400 (seklitar Rp.27,5 juta)
25 Rupiah 1957 badak
15 juta (EF), 20 juta (AU), 25 juta (UNC)
De Javasche bank 50 Gulden 1939
Despite rounded corners, overall quality example, VF
Sold for $375 atau sekitar Rp.4,4 juta pada pertengahan 2012
50 Gulden 1939 wayang
2 juta (Fine), 4 juta (VF), 6 juta (EF), 10 juta (AU), Rare (UNC)
Sukarno Rp.25 (1960) sebanyak 29 lembar urut nomor dengan kondisi rata-rata AU-UNC
terjual $325 atau bila dikurs (Rp.9500/$) dan ditambah fee 25% menjadi sekitar Rp.3,9 juta
Berarti harga rata-rata perlembar Rp.135.000
25 Rupiah 1960 Sukarno
25 rb (VF), 50 rb (EF), 100 rb (AU), 150 rb (UNC)
2 lembar Coen 25 G (Fine), 2 lembar Coen 100 G (Fine) dan 1 lembar wayang 10 G (VF)
terjual pada harga $175 atau sekitar Rp.2 juta.
Berarti perkiraan harga masing-masing adalah sekitar
Rp.600.000 untuk Coen 100 G, Rp.300.000 untuk Coen 25 G dan Rp.200.000 untuk wayang
25 Gulden seri JP Coen II
200 rb (Fine), 300 rb (VF), 1 juta (EF), 5 juta (AU), Rare (UNC)
100 Gulden seri JP Coen II
600 rb (Fine), 1 juta (VF), 2 juta (EF), 3 juta (AU), 5 juta (UNC)
10 Gulden wayang
200 rb (VF), 400 rb (EF), 700 rb (AU), 1,5 juta (UNC)
Bagaimana tanggapan teman-teman khususnya para penjual,
apakah setuju dengan perkiraan harga di atas?Nah dibawah ini ada koleksi foto-foto dari uang kunoyang
saat ini diburu oleh para kolektor dan nilai uang ini saat ini menjadi
sangat tinggi. Jika kebetulan Anda memilikinya, maka pastikan tahu
nilainya sebelum dijual, agar mendapat banyak untung.SERI WAYANG
Seri wayang merupakan seri paling favorit dan paling diburu oleh para
kolektor. Bentuknya yang indah, nominalnya yang lengkap dan
kesulitannya yang sangat besar menyebabkan seri ini mengalami kenaikan
harga yang sangat luar biasa. Tidak heran banyak kolektor baik pemula
maupun senior yang seringkali mengalami kesulitan untuk melengkapi seri
ini.
Seri wayang terdiri dari 8 pecahan dan 14 variasi. Pecahan kecil (5,
10 dan 25 gulden) masing2 memiliki 3 variasi tanda tangan. Sedangkan
pecahan besar hanya satu variasi.Pecahan 5 gulden
Satu-satunya pecahan yang hanya bergambar satu orang penari Jawa, pecahan lainnya bergambar dua orang penari. Mempunyai watermark mirip seri Coen, yaitu tulisan JB yang tersebar di seluruh kertas. Pecahan terkecil ini adalah pecahan yang paling mudah didapatkan. Harga untuk kondisi fine cuma beberapa puluh ribu rupiah saja, tetapi untuk kondisi UNC saat ini sudah sekitar Rp.400-500 ribu perlembarnya.
Wayang 5 gulden
- Praasterink (1934-1937), tersulit ditemukan
- JC Waveren (1937-1939)
- Smits (1939)
Wayang 5 gulden dengan 3 variasi tanda tangan
Pecahan ini juga relatif masih mudah ditemukan. Mempunyai watermark ombak vertikal, Harga perlembar untuk kondisi fine sekitar beberapa puluh ribu rupiah saja, tetapi untuk kondisi UNC sudah cukup sulit ditemukan.
Wayang 10 gulden
- Praasterink (1933-1934)
- JC Waveren (1937-1938)
- Smits (1939)
Wayang 10 gulden dengan 3 variasi tanda tangan
Bentuknya sudah lebih besar dari kedua pecahan sebelumnya, bergambar sepasang penari wayang. Uang dengan watermark bergaris zig-zag ini berharga sekitar 250 ribu rupiah perlembar untuk kondisi fine, sedangkan untuk kondisi UNC sudah di atas Rp. 1,5 juta. Apalagi untuk variasi tanda tangan yang sulit (Smits).
Wayang 25 gulden
- Praasterink
- JC Waveren
- Smits, merupakan variasi tersulit sekaligus termahal
Wayang 25 gulden dengan 3 variasi tanda tangan
Mulai pecahan ini, bentuk uang sudah sangat besar dan cukup sulit ditemukan dalam segala kondisi. Memiliki watermark patung Hindu dan variasi tanda tangan hanya ada satu saja yaitu JC Waveren. Pecahan 50 gulden merupakan pecahan terakhir yang masih mungkin terjangkau oleh kebanyakan kolektor, harga untuk kondisi fine sekitar 1 juta rupiah sedangkan untuk kondisi EF sekitar 3 juta rupiah. Untuk kondisi UNC, saya tidak dapat memperkirakannya.
Wayang 50 gulden
Kebanyakan kolektor apalagi para pemula, sangat mungkin sudah tidak bisa memliki pecahan ini lagi. Selain cukup sulit, pecahan ini selalu mengalami kenaikan harga yang sangat pesat. Sekitar tahun 2001 harga uang ini untuk kondisi VF masih sekitar 4 juta, tetapi saat ini sudah mendekati 8 juta rupiah perlembarnya. Apalagi untuk kondisi yang lebih baik lagi. Pecahan 50, 100, 200, 500 dan 1000 gulden seringkali disebut sebagai wayang besar dan semuanya mempunyai tanda air yang sama yaitu patung Hindu.
Wayang 100 gulden
Pecahan ini jelas sangat-sangat sulit ditemukan dan bernilai sangat tinggi. Perkiraan harga untuk kondisi VF sekitar belasan juta rupiah.
Wayang 200 gulden
Pecahan ini lebih sulit lagi ditemukan, dalam 5 tahun terakhir hanya sekitar 3 lembar saja yang pernah terlihat di pasaran. Harga untuk kondisi VF mungkin sudah melebihi angka 20 juta rupiah.
Wayang 500 gulden
Merupakan pecahan terbesar sekaligus tersulit ditemukan. Sangat dicari oleh para kolektor, dan hampir tidak pernah terlihat di pasaran. Harga perlembar tidak dapat ditentukan karena barang yang mau dijual tidak tersedia. Jangan heran hanya segelintir kolektor kelas kakap saja yang memilikinya.
Wayang 1000 gulden
Terdapat dari pecahan 5 sampai 1000 gulden dengan tulisan SPECIMEN yang melintang, tanpa tanda tangan, tanggal fiktif dan perforasi angka 34-5-68. Harga seri ini sekitar Rp. 80-90 juta per set lengkap. Untuk gambar lengkapnya silahkan lihat KUKI nomor 135A s/d 142A
Wayang 1000 gulden SPECIMEN versi AA
Sayang sekali saya belum berhasil mendapatkan gambarnya, seri ini sangat sulit ditemukan dan bentuk stempel SPECIMEN nya berbeda dengan variasi sebelumnya. Harga lebih tinggi sedikit bila dibandingkan dengan bentuk pertama.
3. Bentuk Proof (1)
Bentuk yang cukup aneh, bertanggal 3-10-33 tetapi mempunyai nomor seri YR 12345 – 67890, tidak bertanda tangan dan hanya dijumpai dalam bentuk pecahan 10 gulden. Para kolektor uang kuno masih memperdebatkan bentuk ini, sebagian berpendapat bahwa uang ini merupakan uang yang petama kali dicetak sebelum diedarkan, terlihat dari tanggalnya yang sangat awal. Apapun hasilnya, jenis uang yang satu ini sangat langka dan tidak pernah terlihat dipasaran.
Wayang 10 gulden proof YR
Bentuk ini mempunyai nomor seri AA 12345 – 67890, mirip dengan bentuk SPECIMEN, tetapi tanpa tulisan SPECIMEN. Watermark mirip dengan bentuk yang beredar. Seri ini tidak pernah terlihat dipasaran, bahkan tidak terdapat di dalam katalog manapun.
Wayang 100 gulden proof AA
Satu lagi bentuk yang sangat-sangat langka, tanpa nomor seri, tanpa tanggal, tanpa tanda tangan. Benar-benar kosong. Sepertinya bentuk yang siap untuk dicetak. Tidak pernah terlihat di pasaran dan bernilai jual sangat tinggi.
Wayang 200 gulden proof ‘blank’
Bentuk terakhir ini sangat-sangat langka dan tidak pernah terlihat dipasaran dalam bentuk set lengkap. Bernomor seri WW 12345 dan 67890. Sebagian pecahan memiliki watermark yang berbeda dengan versi yang beredar. Saya coba tampilkan bentuk-bentuk langka tersebut
Pecahan 5 gulden
Tampak 2 variasi warna pecahan 5 gulden, bentuk ini terbuat dari kertas yang agak tebal dan tidak mempunyai tanda air. Tidak tercantum dalam katalog apapun. Variasi yang pertama tercetak hanya pada satu sisi sedangkan variasi kedua tercetak bolak balik.
Wayang 5 gulden proof seri WW dengan 2 variasi warna
Selain mempunyai warna yang berbeda dengan versi yang beredar, juga berbeda di bagian belakangnya yaitu di bagian text undang-undang. Perhatikan perbedaannya. Variasi ini tidak tercantum di dalam katalog.
Wayang 10 gulden proof seri WW
Perhatikan perbedaan letak text undang2 antara versi proof (atas) dengan versi beredarnya (bawah)
Ditampilkan 2 contoh variasi warna yang berbeda dengan versi beredarnya. Tidak bertanda air, mempunyai gambar yang sedikit berbeda dengan versi beredar dan juga tidak pernah terlihat di katalog manapun.
Wayang 25 gulden proof seri WW dengan 2 variasi warna
Perhatikan perbedaan dengan versi yang beredar (bawah) bagian manakah yang berbeda?
Mempunyai warna, watermark dan tanda tangan yang berbeda, tercantum di KUKI nomor 138B. Sangat langka dan bernilai tinggi.
Wayang 50 gulden proof seri WW beda warna
4 macam variasi warna yang berbeda, yang manakah versi yang beredar?
Seperti pecahan 50 gulden, pecahan 100 gulden ini juga berbeda dalam warna, watermark maupun tanda tangannya. Tercantum di katalog nomor 139B. Harga jual terakhir berkisar di angka 20 juta rupiah.
Wayang 100 gulden proof seri WW beda warna
Perhatikan teks undang2 yang berbeda antara versi proof (atas) dengan versi beredar (bawah)
Memiliki warna dan tanda tangan yang berbeda dengan versi yang beredar. Tetapi watermark sama yaitu patung Hindu. Tercantum di katalog pada nomor 140B.
Wayang 200 gulden proof seri WW
Juga memiliki warna yang berbeda dengan versi beredarnya, tercantum di katalog nomor 141B. Harga jual tidak diketahui.
Wayang 500 gulden proof seri WW
Demikian juga dengan pecahan terbesar yaitu 1000 gulden memiliki warna yang berbeda dengan versi beredarnya. Tercantum di KUKI nomor 142B.
Wayang 1000 gulden proof seri WW
Seri ini hanya terdiri dari dua pecahan yaitu 1 gulden dan 2,5 gulden.
Harga perlembar dalam kondisi UNC tidak terlalu mahal yaitu berkisar di Rp. 200.000,- s/d Rp. 300.000,- .Walaupun relatif murah sangat sulit mencari uang ini dalam kondisi sempurna.
Pecahan 1 gulden 1940
Pecahan 2,5 gulden 1940
Selain bentuk beredarnya, seri munbiljet ini juga dapat ditemukan versi-versi lainnya yang tentu saja bernilai sangat tinggi. Versi-versi tersebut diantaranya adalah:
Pecahan 1 gulden bertanggal 1 November 1939 (Proof), perhatikan gambar bagian belakang yang berbeda dengan versi beredarnya.
Pecahan 1 gulden bertanggal 10 November 1937 (Proof), yang mempunyai warna dan gambar yang sangat berbeda dengan versi beredarnya. Versi ini sangat langka dan terjual dengan harga sekitar Rp. 9,5 juta di lelang tahun 2008
Dua contoh variasi pecahan 1 gulden SPECIMEN, yang di atas mempunyai nomor seri CG dan bertanggal 15 juni 1940 sedangkan yang bawah mempunyai perforasi dan bertanggal 1 November 1939.
Contoh missprint dari pecahan 1 gulden 1940. Nomor seri hanya ada pada sisi kanan.
Versi proof pada pecahan 2,5 gulden 1940
Trial colour pada pecahan 2,5 gulden 1940, perhatikan perbedaan warna dari ketiganya. Warna versi yang beredar adalah yang paling atas (coklat) sedangkan yang lainnya tidak beredar.
Perbandingan versi proof (atas) dengan versi yang beredar (bawah)
Pecahan 5 Gulden SPECIMEN 1942
De Javasche Bank pada tahun 1942 berencana mengedarkan pecahan 5 gulden tetapi ternyata tidak jadi diedarkan, sehingga pecahan ini terdapat hanya dalam bentuk SPECIMEN yang bernomor seri KO 003016 dan perforasi bertulisan BETAALD.
Uang ini cukup sulit ditemukan di pasaran dan harga perlembar dalam kondisi UNC saat ini berkisar di Rp. 1.800.000,- s/d Rp. 2.000.000,-
Pecahan 5 gulden 1942 SPECIMEN
- Seri munbiljet 1940 hanya terdiri dari dua pecahan dan relatif mudah didapatkan
- Terdapat pecahan 5 gulden 1942 dalam bentuk SPECIMEN bernomor seri KO 003016
- Terdapat banyak sekali versi2 lainnya dari seri munbiljet, diantaranya:
- Bentuk SPECIMEN
- Bentuk Proof
- Bentuk Colour trial
- Mungkin saja terdapat bentuk-bentuk lainnya yang belum diketemukan
TAHUN 1946 – 2011
(Serta uang kertas jaman Belanda dan Jepang)
Mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Resmi beredar pada 30 Oktober 1946, ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang undang ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javache Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarata pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta, Surakarta dan Malang. (Sumber: Wikipedia).
Uang kertas ORI (Oeang Republik Indonesia)
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Maramis
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Hatta–
Uang ORI Rp.600 dengan tandatangan Hatt
Uang kertas RIS (Republik Indonesia Serikat)
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Pemerintahan RIS (kabinet ministerial) dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Presidennya adalah Soekarno. Republik Indonesia Serikat yang beribu kota di Jakarta, terdiri beberapa negara bagian, yaitu:
Republik Indonesia.
Negara Indonesia Timur.
Negara Pasundan..
Negara Jawa Timur.
Negara Madura.
Negara Sumatra Timur.
Negara Sumatra Selatan.
Di samping itu, ada juga negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
Jawa Tengah.
Kalimantan Barat.
Dayak Besar.
Daerah Banjar.
Kalimantan Tenggara.
Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir).
Bangka.
Belitung.
Riau.
Republik Indonesia Serikatdibubarkan pada 17 Agustus 1950, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali sepenuhnya dari presiden Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil presiden Mohammad Hatta. (Sumber: Wikipedia).
UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
1951
UANG KERTAS BANK INDONESIA
Sekilas Sejarah Berdirinya Bank Indonesia (BI)
Sebelum kelahiran Bank Indonesia, kebijakan moneter secara terbatas telah dilaksanakan oleh bank sirkulasi pada saat itu, yaitu De Javasche Bank.
Agar pengelolaan bank sentral dapat dilakukan menurut kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perekonomian, maka pada tahun 1951 De Javasche Bank dinasionalisasikan. Setelah itu didirikan Bank Indonesia milik negara, dengan badan hukum berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia.
Dalam Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) didirikan untuk menggantikan De Javasche Bank N.V. sekaligus bertindak sebagai bank sentral Indonesia. Sebagai badan hukum milik negara, BI berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral. Berkedudukan di Jakarta, BI mengemban tugas, antara lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, memajukan perkembangan urusan kredit, dan melakukan pengawasan pada urusan kredit tersebut.
Pada saat undang-undang tersebut dirumuskan, Presiden De Javasche Bank, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, dalam laporan tahunan De Javasche Bank tahun 1951/1952, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa hak bank sirkulasi untuk mencetak dan mengedarkan uang, dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sumber keuangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dibentuk Dewan Koordinasi sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah sebagai pemilik dengan pihak bank sentral yang memerlukan independensi dalam hal penetapan dan/atau pelaksanaan kebijakan moneter.
Dengan modal bank sebesar Rp 25 juta, BI memiliki usahausaha bank antara lain: memindahkan uang (melalui surat atau pemberitahuan dengan telegram, wesel tunjuk, dan lain-lain), menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskonto surat wesel, surat order, dan surat-surat utang, serta beberapa usaha lainnya.
Berkaitan dengan hubungan BI dan pemerintah, telah ditetapkan dalam UU tersebut, bahwa BI wajib menyelenggarakan kas umum negara dan bertindak sebagai pemegang kas pemerintah Republik Indonesia (RI). BI juga memberi uang muka dalam rekening koran kepada pemerintah RI.
Pada awal berdirinya, struktur organisasi BI meliputi 12 bagian di kantor pusat Jakarta, 15 kantor cabang di dalam negeri, dan 2 (dua) kantor perwakilan di luar negeri. Bagian-bagian yang terdapat di kantor pusat adalah: bagian pembukuan, bagian kas dan uang kertas bank, bagian urusan efek, bagian pemberian kredit Jakarta, bagian sekretaris dan urusan pegawai, bagian urusan wesel, bagian pemberian kredit pusat, dana devisa, bagian statistik ekonomi, urusan umum, bagian luar negeri, dan bagian administrasi pusat.
15 kantor cabang yang terdapat di dalam negeri adalah Manado, Pontianak, Kediri, Yogyakarta, Palembang, Medan, Makassar, Banjarmasin, Malang, Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang, dan Cirebon. Sedangkan 2 kantor di luar negeri adalah bank cabang Amsterdam dan New York.
Direksi bank pada periode ini terdiri atas seorang gubernur (pimpinan), seorang gubernur pengganti I, seorang gubernur pengganti II, dan beberapa orang direktur. Gubernur yang menjabat pada periode 1953-1959 adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Loekman Hakim.
Gubernur pertama BI, Sjafruddin PrawiranegaraSusunan personalia di kantor pusat antara lain Ong Sian Tjong yang menjabat sebagai Kepala Bagian Pembukuan, R.H. Djajakoesoema sebagai Kepala Bagian Pembantu Sekretarie, dan Go Wie Kie sebagai Kepala Bagian Pembantu Wesel. Di kantor cabang antara lain adalah Tan Liang Oen, Agoes Gelar Datoek Radjo Nan Gadang, M. Rifai, D.D Ranti, dan beberapa orang lainnya.
Selama periode 1953-1959, dilakukan peresmian dan penutupan
beberapa kantor cabang dan kantor perwakilan. Pembukaan kantor cabang
dilakukan di Ambon (17 Maret 1956), Ampenan (15 Agustus 1957), dan
Jember (8 Februari 1958). (Sumber: Bank Indonesia)
1952Rp. 5 – 1952
Rp.10 – 1952
Rp.25 – 1952
Rp.50 – 1952
Rp.100 – 195
Rp. 500 – 1952
Rp.1000 – 1952
1953
Rp.1 – 1953
1956
Rp.1 – 1956
Rp.2,5 – 1956
1957
Rp.5 – 1957
Rp.50 – 1957
Rp.100 – 1957
Rp.2.500 – 1957
1958
Rp.5 – 1958
Rp.25 – 1958
Rp.100 – 1958
Rp.1000 – 1958
Rp.5000 – 1958
1959Rp.5 – 1959
Rp.10 – 1959
Rp.25 – 1959
Rp.50 – 1959
Rp.100 – 1959
Rp.1.000 – 1959
1960
Rp.5 – 1960
Rp.10 – 1960
Rp.25 – 1960
Rp.50 – 1960
Rp.100 – 1960
1961
Rp.1 – 1961
Rp.2,5 – 1961
1963
Rp.10 – 1963
1964
1 sen – 1964
5 sen – 1964
10 sen – 1964
25 sen – 1964
50 sen – 1964
Rp.1 – 1964
Rp.25 – 1964
Rp.50 – 1964
Rp.100 – 1964
Rp.10.000 – 1964
1968
Rp.2,5 – 1968
Rp.10 – 1968
Rp.50 – 1968
Rp.100 – 1968
Rp.1.000 – 1968
1975
Rp.1.000 – 1975
Rp.5.000 – 1975
Rp.10.000 – 1975
1977
Rp.100 – 1977
Rp.500 – 1977
1980
Rp.1.000 – 1980
Rp. 5.000 – 1980
1982
Rp.500 – 1982
1984
Rp.100 – 1984
1985
Rp.10.000 – 1985
1986
Rp.5.000 – 1986
1987
–Rp. 1.000 – 19871988
Rp.500 – 1988
1992
Rp.100 – 1992
Rp.500 – 1922
Rp.1.000 – 1992
Rp.5.000 – 1992
Rp.10.000 – 1992
1993
Rp.50.000 – 1993
1995
Rp.20.000 – 1995
1998
Rp.10.000 – 1998
Rp.20.000 – 1998
1999
Rp.50.000 – 1999
Rp.100.000 – 1999
2000
Rp.1.000 – 2000
2001
Rp. 5.000 – 2001
2004
Rp. 20.000 – 2004
Rp.100.000 – 2004
2005
Rp.10.000 – 2005
Rp.50.000 – 2005
2009
Rp.2.000 – 20092010
—Rp. 10.000 – 20102011
Rp. 20.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
Rp. 50.0000 seri/emisi tahun 2005 desain baru.
Rp. 100.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
TERBITAN KHUSUS
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN BELANDA (Netherland Indie)
Tahun 1920
Tahun 1925
Tahun 1926
Tahun 1928
Tahun 1930
Tahun 1936
Tahun 1938
Tahun 1939
Tahun 1943
Tahun 1943
Tahun 1946
Tahun 1946
Tahun 1946
Tahun 1947
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN JEPANG (Dai Nippon) , 1942 -1945
UANG ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah Atjeh), 1947-1948
Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatra (URIPS) 1948
Uang kertas PRRI (Pemerintah Republik Revolusioner Indonesia)
—
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia(biasa disingkat dengan PRRI) merupakan sebuah gerakan koreksi dari daerah akibat ketimpangan pembangunan antara pusat (Jakarta) dengan daerah-daerah lain, dan semakin kuatnya cengkraman PKI terhadap kekuasaan melalui Presiden Soekarno. Gerakan koreksi ini mencapai puncaknya tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan di Padang, Sumatera Barat.
Semua tokoh PRRI adalah para pejuang kemerdekaan, pendiri dan pembela NKRI. Sebagaimana ditegaskan Ahmad Husein dalam rapat Penguasa Militer di Istana Negara April 1957; Landasan perjuangan daerah tetap Republik Proklamasi dan berkewajiban untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indoensia tercinta.
Namun, gerakan koreksi atau gerakan penyelamatan negara yang tumbuh di daerah-daerah itu dipukul habis oleh Pusat (Jakarta) dengan mengerahkan pasukan darat, laut dan udara ke Sumatra Tengah dan Sulawersi Utara, sebuah pengerahan pasukan militer terbesar yang pernah tercatat di Indonesia.
Sampai sekarang, gerakan koreksi dari daerah ini masih selalu kelam. Dan di dalam buku-buku sejarah Indonesia selalu disebutkan bahwa PRRI adalah gerakan pemberontakan, dan gerakan anti Jawa. Namun sejarah akan selalu berhasrat untuk terus diluruskan.
Kabinet PRRI
*–Mr. Sjafruddin Prawinegara sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan,
*–Dahlan Djambek sebagai Menteri Dalam Negeri, kemudian diserahkan kepada Mr. Assaat Dt. Mudo,
*–Maluddin Simbolon sebagai Menteri Luar Negeri,
*–Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perhubungan dan Pelayaran,
*–Moh. Syafei sebagai Menteri PPK dan Kesehatan,
*–J.F. Warouw sebagai Menteri Pembangunan,
*–Saladin Sarumpaet sebagai Menteri Pertanian dan Perburuhan,
*–Muchtar Lintang sebagai Menteri Agama,
*–Saleh Lahade sebagai Menteri Penerangan,
*–Ayah Gani Usman sebagai Menteri Sosial,
*–Dahlan Djambek sebagai Menteri Pos dan Telekomunikasi setelah Mr. Assaat sampai di Padang. – (Sumber: Wikipedia).
KOLEKSI UANG LOGAM
UANG KERTAS INDONESIA
TAHUN 1946 – 2011
(Serta uang kertas jaman Belanda dan Jepang)
–
–
Mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
–
Resmi beredar pada 30 Oktober 1946, ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang undang ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javache Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
–
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarata pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
–
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah.
Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI
memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti
di Jogjakarta, Surakarta dan Malang. (Sumber: Wikipedia).
–
Uang kertas ORI (Oeang Republik Indonesia)
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
––
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Maramis
–
–
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Hatta–
–
–
Uang ORI Rp.600 dengan tandatangan Hatta
–
–
Uang kertas RIS (Republik Indonesia Serikat)
–
–
–
–
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
–
Pemerintahan RIS (kabinet ministerial) dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Presidennya adalah Soekarno. Republik Indonesia Serikat yang beribu kota di Jakarta, terdiri beberapa negara bagian, yaitu:
–
Republik Indonesia.
Negara Indonesia Timur.
Negara Pasundan..
Negara Jawa Timur.
Negara Madura.
Negara Sumatra Timur.
Negara Sumatra Selatan.
–
Di samping itu, ada juga negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
–
Jawa Tengah.
Kalimantan Barat.
Dayak Besar.
Daerah Banjar.
Kalimantan Tenggara.
Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir).
Bangka.
Belitung.
Riau.
–
Republik Indonesia Serikatdibubarkan pada 17 Agustus 1950,
dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali
sepenuhnya dari presiden Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil
presiden Mohammad Hatta. (Sumber: Wikipedia).
–
UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
–
1951
–
–
–
–
–
UANG KERTAS BANK INDONESIA
–
Sekilas Sejarah Berdirinya Bank Indonesia (BI)
–
Sebelum kelahiran Bank Indonesia, kebijakan moneter secara terbatas telah dilaksanakan oleh bank sirkulasi pada saat itu, yaitu De Javasche Bank.
–
Agar pengelolaan bank sentral dapat dilakukan menurut kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perekonomian, maka pada tahun 1951 De Javasche Bank dinasionalisasikan. Setelah itu didirikan Bank Indonesia milik negara, dengan badan hukum berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia.
–Dalam Undang-Undang (UU) No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) didirikan untuk menggantikan De Javasche Bank N.V. sekaligus bertindak sebagai bank sentral Indonesia. Sebagai badan hukum milik negara, BI berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral. Berkedudukan di Jakarta, BI mengemban tugas, antara lain: menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia, memajukan perkembangan urusan kredit, dan melakukan pengawasan pada urusan kredit tersebut.
–Pada saat undang-undang tersebut dirumuskan, Presiden De Javasche Bank, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, dalam laporan tahunan De Javasche Bank tahun 1951/1952, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa hak bank sirkulasi untuk mencetak dan mengedarkan uang, dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sumber keuangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dibentuk Dewan Koordinasi sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah sebagai pemilik dengan pihak bank sentral yang memerlukan independensi dalam hal penetapan dan/atau pelaksanaan kebijakan moneter.
–Dengan modal bank sebesar Rp 25 juta, BI memiliki usahausaha bank antara lain: memindahkan uang (melalui surat atau pemberitahuan dengan telegram, wesel tunjuk, dan lain-lain), menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskonto surat wesel, surat order, dan surat-surat utang, serta beberapa usaha lainnya.
–Berkaitan dengan hubungan BI dan pemerintah, telah ditetapkan dalam UU tersebut, bahwa BI wajib menyelenggarakan kas umum negara dan bertindak sebagai pemegang kas pemerintah Republik Indonesia (RI). BI juga memberi uang muka dalam rekening koran kepada pemerintah RI.
–Pada awal berdirinya, struktur organisasi BI meliputi 12 bagian di kantor pusat Jakarta, 15 kantor cabang di dalam negeri, dan 2 (dua) kantor perwakilan di luar negeri. Bagian-bagian yang terdapat di kantor pusat adalah: bagian pembukuan, bagian kas dan uang kertas bank, bagian urusan efek, bagian pemberian kredit Jakarta, bagian sekretaris dan urusan pegawai, bagian urusan wesel, bagian pemberian kredit pusat, dana devisa, bagian statistik ekonomi, urusan umum, bagian luar negeri, dan bagian administrasi pusat.
–15 kantor cabang yang terdapat di dalam negeri adalah Manado, Pontianak, Kediri, Yogyakarta, Palembang, Medan, Makassar, Banjarmasin, Malang, Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, Padang, dan Cirebon. Sedangkan 2 kantor di luar negeri adalah bank cabang Amsterdam dan New York.
–Direksi bank pada periode ini terdiri atas seorang gubernur (pimpinan), seorang gubernur pengganti I, seorang gubernur pengganti II, dan beberapa orang direktur. Gubernur yang menjabat pada periode 1953-1959 adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Loekman Hakim.
–
Gubernur pertama BI, Sjafruddin Prawiranegara
–
Susunan personalia di kantor pusat antara lain Ong Sian Tjong yang menjabat sebagai Kepala Bagian Pembukuan, R.H. Djajakoesoema sebagai Kepala Bagian Pembantu Sekretarie, dan Go Wie Kie sebagai Kepala Bagian Pembantu Wesel. Di kantor cabang antara lain adalah Tan Liang Oen, Agoes Gelar Datoek Radjo Nan Gadang, M. Rifai, D.D Ranti, dan beberapa orang lainnya.
–
Selama periode 1953-1959, dilakukan peresmian dan penutupan beberapa kantor cabang dan kantor perwakilan. Pembukaan kantor cabang dilakukan di Ambon (17 Maret 1956), Ampenan (15 Agustus 1957), dan Jember (8 Februari 1958). (Sumber: Bank Indonesia)
–
1952
–
Rp. 5 – 1952
–
–
Rp.10 – 1952
–
–
Rp.25 – 1952
–
–
Rp.50 – 1952
–
–
Rp.100 – 1952
–
–
Rp. 500 – 1952
–
–
Rp.1000 – 1952
–
–
1953
–
Rp.1 – 1953
–
–
1956
–
Rp.1 – 1956
–
–
Rp.2,5 – 1956
–
–
1957
–
Rp.5 – 1957
–
–
Rp.50 – 1957
–
–
Rp.100 – 1957
–
–
Rp.2.500 – 1957
–
–
1958
–
Rp.5 – 1958
–
–
Rp.25 – 1958
–
–
Rp.100 – 1958
–
–
Rp.1000 – 1958
–
Rp.5000 – 1958
–
1959
–
Rp.5 – 1959
–
–
Rp.10 – 1959
–
–
Rp.25 – 1959
–
–
Rp.50 – 1959
–
–
Rp.100 – 1959
–
–
Rp.1.000 – 1959
–
–
1960
–
Rp.5 – 1960
–
–
Rp.10 – 1960
–
–
–
–
Rp.50 – 1960
–
–
Rp.100 – 1960
–
–
1961
–
Rp.1 – 1961
–
–
Rp.2,5 – 1961
–
–
1963
–
Rp.10 – 1963
–
–
1964
–
1 sen – 1964
–
5 sen – 1964
–
10 sen – 1964
–
25 sen – 1964
–
50 sen – 1964
–
Rp.1 – 1964
–
Rp.25 – 1964
–
Rp.50 – 1964
–
–
Rp.100 – 1964
–
–
Rp.10.000 – 1964
–
–
1968
–
Rp.2,5 – 1968
–
Rp.10 – 1968
–
Rp.50 – 1968
–
Rp.100 – 1968
–
Rp.1.000 – 1968
–
–
1975
–
Rp.1.000 – 1975
–
Rp.5.000 – 1975
–
Rp.10.000 – 1975
–
–
1977
–
Rp.100 – 1977
–
Rp.500 – 1977
–
–
1980
–
Rp.1.000 – 1980
–
–
–
–
1982
–
Rp.500 – 1982
–
–
1984
–
Rp.100 – 1984
–
–
1985
–
Rp.10.000 – 1985
–
–
1986
–
Rp.5.000 – 1986
–
1987
–
1988
–
Rp.500 – 1988
–
–
1992
–
Rp.100 – 1992
–
Rp.500 – 1922
–
Rp.1.000 – 1992
–
Rp.5.000 – 1992
–
Rp.10.000 – 1992
–
–
1993
–
Rp.50.000 – 1993
–
–
1995
–
Rp.20.000 – 1995
–
–
1998
–
Rp.10.000 – 1998
–
Rp.20.000 – 1998
–
–
1999
–
Rp.50.000 – 1999
Rp.100.000 – 1999
–
–
2000
–
Rp.1.000 – 2000
–
–
2001
–
Rp. 5.000 – 2001
–
–
2004
–
Rp. 20.000 – 2004
–
Rp.100.000 – 2004
–
–
2005
–
Rp.10.000 – 2005
–
Rp.50.000 – 2005
–
–
2009
–
Rp.2.000 – 2009
–2010
–
2011
Rp. 20.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
–
Rp. 50.0000 seri/emisi tahun 2005 desain baru.
–
Rp. 100.0000 seri/emisi tahun 2004 desain baru.
–
TERBITAN KHUSUS
–
–
–
–
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN BELANDA (Netherland Indie)
–
Tahun 1920
–
–
Tahun 1925
–
–
Tahun 1926
–
–
Tahun 1928
–
–
Tahun 1930
–
–
Tahun 1936
–
–
Tahun 1938
–
–
Tahun 1939
–
–
Tahun 1943
–
–
Tahun 1943
–
–
Tahun 1946
–
–
Tahun 1946
–
–
Tahun 1946
–
–
Tahun 1947
–
–
–
UANG KERTAS JAMAN PENDUDUKAN JEPANG (Dai Nippon) , 1942 -1945
–
–
–
–
–
––
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
UANG ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah Atjeh), 1947-1948
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatra (URIPS) 1948
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Uang kertas PRRI (Pemerintah Republik Revolusioner Indonesia)
––
–
–
–
–
–
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Badak Th.1977
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : 27.500,-
Kondisi : Circulated
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Badak Th.1977
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : 27.500,-
Seri : Dara / Bendungan Th.1982
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.7.500
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.7.500
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.5.000,-
-Tersedia-
Seri : Pekerja Tangan Th.1958
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / baru
Harga : Rp.30.500,-
-Tersedia-
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai namun masih utuh
Harga : Rp.2.500,-
-Tersedia-
Kondisi : Circulated Kertas utuh dan masih kaku
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.5.000,-
-Tersedia-
Seri : Pekerja Tangan Th.1958
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / baru
Harga : Rp.30.500,-
-Tersedia-
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai namun masih utuh
Harga : Rp.2.500,-
-Tersedia-
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 100 RupiahKondisi : Circulated Kertas utuh dan masih kaku
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia(biasa disingkat dengan PRRI)
merupakan sebuah gerakan koreksi dari daerah akibat ketimpangan
pembangunan antara pusat (Jakarta) dengan daerah-daerah lain, dan
semakin kuatnya cengkraman PKI terhadap kekuasaan melalui Presiden Soekarno. Gerakan koreksi ini mencapai puncaknya tanggal 15 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan di Padang, Sumatera Barat.
–
Semua tokoh PRRI adalah para pejuang kemerdekaan, pendiri dan pembela NKRI. Sebagaimana ditegaskan Ahmad Husein dalam rapat Penguasa Militer di Istana Negara April 1957;
Landasan perjuangan daerah tetap Republik Proklamasi dan berkewajiban
untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indoensia tercinta.
–
Namun, gerakan koreksi atau gerakan penyelamatan negara yang tumbuh di daerah-daerah itu dipukul habis oleh Pusat (Jakarta) dengan mengerahkan pasukan darat, laut dan udara ke Sumatra Tengah dan Sulawersi Utara, sebuah pengerahan pasukan militer terbesar yang pernah tercatat di Indonesia.
–
Sampai sekarang, gerakan koreksi dari daerah ini masih selalu kelam. Dan di dalam buku-buku sejarah Indonesia selalu disebutkan bahwa PRRI adalah gerakan pemberontakan, dan gerakan anti Jawa. Namun sejarah akan selalu berhasrat untuk terus diluruskan.
Memulai koleksi uang kuno
Setiap orang mempunyai hobby yang berbeda, ada yang senang menonton
film, ada yang senang memancing, ada juga yang senang mengumpulkan buku
komik, dan lain sebagainya. Salah satu hobby yang cukup langka adalah
mengumpulkan uang kuno, yang dalam bahasa kerennya disebut NUMISMATIK.
Hobby yang satu ini termasuk unik karena kesukaran dalam memperoleh
informasi maupun “barangnya” itu sendiri. Selain itu hobby jenis ini
sangat menuntut kesabaran, ketelitian dan tentu keuangan yang mencukupi.
Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, banyak sekali hal-hal
yang perlu dipelajari. Pertama, seorang kolektor harus mempunyai minat
dan kemauan untuk belajar. Banyak literatur dan perkumpulan yang dapat
dijadikan acuan, seperti:
1. Katalog Uang Kertas Indonesia cetakan 1996, 2005 ataupun 2010
2. Katalog Uang Logam Indonesia
3. Standard Catalog of World Paper money (Krause)
4. Catalogue of paper money (Johan Mevius)
5. Katalog lelang dari berbagai balai lelang baik internasional maupun lokal
6. Majalah/literatur terbitan Asosiasi Numismatik Indonesia
7. Informasi dari internet seperti blog ini atau lain sebagainya
Dari sumber2 informasi tersebut di atas kita dapat mempelajari banyak hal tentang uang kuno seperti:
(1) Jenis atau seri, contoh: seri Sukarno 1960, seri Bunga Burung 1959, seri Pekerja 1958 dan sebagainya.
(2) Harga dari masing2 uang tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh
kualitasnya, semakin baik kualitas suatu uang tentu semakin mahal
harganya, demikian juga sebaliknya. Karena itu sangatlah penting bagi
para kolektor untuk mempelajari kualitas suatu uang. Terdapat istilah2
khusus tentang kualitas uang kertas, seperti Uncirculated, Extremely
Fine, Very Fine, Fine, Very Good, Fair dan lain-lain.
Supaya tidak menimbulkan perbedaan pendapat tentang kualitas suatu
uang kertas maka kalangan numismatik membutuhkan suatu standarisasi,
yang disebut grading.
The international Bank Note Society (IBNS) menerapkan standarisasi grading yang terdiri dari :
1. UNC atau Uncirculated : yaitu keadaan sempurna dengan semua
sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih, dan permukaan kertas
masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang kertas yang
diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.
Uncirculated (UNC)
2. AU atau Almost Uncirculated : keadaan uang yang hampir sama
dengan di atas tetapi ada minor mishandling seperti lipatan pada sudut,
atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak boleh keduanya,
selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti aslinya, semua
sudut harus tajam.
NICA 500 Gulden kondisi Almost uncirculated (AU)
3. EF/XF atau Extremely Fine : kertas dalam keadaan baik, crisp
atau kaku, masih memiliki kilau pada permukaan, dan memiliki maksimum 3
lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut sedikit membundar.
Wayang 50 Gulden kondisi Extremely Fine (EF/XF)
4. VF atau Very Fine : uang kertas telah dipakai namun masih tetap
crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan vertikal dan horisontal
namun tidak sobek
5. F atau Fine : uang telah sering terpakai dengan beberapa lipatan
dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor, mungkin ada sedikit sobek
pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar, warna masih jelas.
Gedung 30 Gulden kondisi Fine (F)
6. VG atau Very Good : uang telah terpakai berkali-kali namun
kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut sehingga tidak tajam
lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada bekas karat,
dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas layu
tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.
JP Coen 200 Gulden kondisi Very Good (VG)
7. G atau Good : uang telah lama dipakai, warna telah memudar,
bekas lipatan yang berkali-kali telah menyebabkan lubang atau sobekan
pada bagian pinggir, mungkin ada bekas karat, kotoran atau grafiti, ada
bagian yang hilang karena sobek.
ORI 10 Rupiah Baru kondisi Good (G)
8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang
berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar
yang hilang.
9. P atau Poor : uang telah rusak berat akibat sobekan, karat,
bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang besar, mungkin ada bekas
tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian tepi untuk menutupi
bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak dikoleksi
kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang yang
sangat langka.
Ada kalanya kualitas
suatu uang kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian
kolektor memakai istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a
kecil (ABOUT), contohnya:
1. VF+ (Very Fine Plus), berarti grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF
2. VF++ (Very Fine Plus Plus) berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF
3. aEF (About Extremely Fine), berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF
4. UNC- (Uncirculated Minus), berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan
Semua cacat yang terdapat pada uang kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:
1. Coretan atau grafiti
2. Bekas selotip, lem atau karat
3. Lubang staples atau pin hole
4. Trimming atau bagian tepi yang di potong
5. Pressing atau disetrika
6. Cleaning, washing atau dicuci dengan menggunakan cairan pembersih
7. Repair atau perbaikan berupa tambalan atau lainnya
Adanya kondisi2 tertentu akan menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.
Sekalipun telah ada
standarisasi, perbedaaan grading antara para kolektor seringkali
terjadi, masalah ini dapat timbul akibat beberapa faktor misalnya
pengalaman, pencahayaan dan suasana yang berbeda. Grading sepantasnya
dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan tidak terlibat dalam
transaksi.
Beberapa macam istilah grading dalam berbagai bahasa
Seri : Ir. Soekarno Th.1945
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh
Harga : Rp.55.500,-
Tersedia : Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh tanpa lipat cuil dsbgnya ada flex dikit dan gelombag
Harga : Terjual
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Hampir UNC – baru
Harga :———
TERJUAL (Laris Manis)
Seri : Suku Bangsa II Th.1956 / 1954
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,- / Rp.17.500,-
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Sandang Pangan II Th.1961 / SP I Th.1960
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,- / Rp.15.000,-
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Dai Nippon Th.1943 saat pem japan di indonesia
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat + ada cuil di samping atas dikit
Harga :Terjual
Seri : Pemandangan Alam II Th.1953
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC
(Sedikit Brgelombang dikarenakan penyimpanan sebelumnya kurang bagus)
Harga : Rp.27.500,-
( No Seri bisa berbeda dan URUT )
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : Terjual
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pemandangan Alam II Th.1953
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat
Harga : Terjual
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh
Harga : Rp.55.500,-
Tersedia : Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh tanpa lipat cuil dsbgnya ada flex dikit dan gelombag
Harga : Terjual
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Hampir UNC – baru
Harga :———
TERJUAL (Laris Manis)
Seri : Suku Bangsa II Th.1956 / 1954
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,- / Rp.17.500,-
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Sandang Pangan II Th.1961 / SP I Th.1960
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,- / Rp.15.000,-
( No Seri bisa berbeda )
Seri : Dai Nippon Th.1943 saat pem japan di indonesia
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat + ada cuil di samping atas dikit
Harga :Terjual
Seri : Pemandangan Alam II Th.1953
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : UNC
(Sedikit Brgelombang dikarenakan penyimpanan sebelumnya kurang bagus)
Harga : Rp.27.500,-
( No Seri bisa berbeda dan URUT )
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : Terjual
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pemandangan Alam II Th.1953
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulat
Harga : Terjual
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Rp.,-
Tersedia : trjual
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.9.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : Circulat / ada noda karet meleleh dikit-dikit
Harga : Rp.5.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda stok tinggal 4pcs
Seri : Suku Bangsa II Th.1956
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.12.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : P. Sudirman Th.1968
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : XV +++ Hampir seperti baru
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : XV +++ Hampir seperti baru (Sesuai Gambar diatas)
Harga : Rp.45.500,-
Tersedia : No seri bisa berbeda
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Rp.,-
Tersedia : trjual
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.9.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Sandang Pangan II Th.1961
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : Circulat / ada noda karet meleleh dikit-dikit
Harga : Rp.5.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda stok tinggal 4pcs
Seri : Suku Bangsa II Th.1956
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.12.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : P. Sudirman Th.1968
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : XV +++ Hampir seperti baru
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1964
Nominal : 2 1/2 Rupiah
Kondisi : XV +++ Hampir seperti baru (Sesuai Gambar diatas)
Harga : Rp.45.500,-
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.80.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh ada lipat ditengah dan noda
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : sesuai gambar
Seri : Ir. Soekarno Th.1950 RIS
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh hampir UNC
Harga : Rp.125.000,-
Terjual
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.10.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.4.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Kebudayaan Th.1952
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai (kertas masih kaku)
Harga : T E R J U A L
Tersedia : Sesuai Gambar
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.80.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh ada lipat ditengah dan noda
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : sesuai gambar
Seri : Ir. Soekarno Th.1950 RIS
Nominal : 1 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh hampir UNC
Harga : Rp.125.000,-
Terjual
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.10.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.4.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Kebudayaan Th.1952
Nominal : 5 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai (kertas masih kaku)
Harga : T E R J U A L
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Ir. Soekarno Th.1950
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh tanpa lipat cuil dsbgnya
Harga : Rp.100.000,-
Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.80.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Kebudayaan Th.1952
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat
Harga : Rp.55.000,-
Tersedia : Terjual
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.10.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan II Th.1963
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.7.500,-
Terjual / Stok 0
Seri : Pekerja Tangan II Th.1963
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.7.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.4.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No seri bisa berbeda
Seri : Dai Nippon 1943 b
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : Rp.25.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 c
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : T E R J U A L
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 a4
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : Rp.45.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B1
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B2
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B3
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulated utuh tanpa lipat cuil dsbgnya
Harga : Rp.100.000,-
Terjual
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.80.000,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Kebudayaan Th.1952
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat
Harga : Rp.55.000,-
Tersedia : Terjual
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.10.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan II Th.1963
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : UNC – baru
Harga : Rp.12.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.7.500,-
Terjual / Stok 0
Seri : Pekerja Tangan II Th.1963
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.7.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.4.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No seri bisa berbeda
Seri : Dai Nippon 1943 b
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : Rp.25.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 c
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : T E R J U A L
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 a4
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai masa Pem Japan
Harga : Rp.45.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B1
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B2
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Dai Nippon 1943 B3
Nominal : 10 Rupiah
Kondisi : Circulat / sesuai gambar masa Pem Japan
Harga : Rp.40.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : T E R J U A L
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan II Th.1964
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : Rp.4.500,- (obral)
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan
Harga : T E R J U A L
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan dan noda tipis
Harga : Rp.30.000,-
Tersedia : Sesuai Contoh
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : UNC / Seperit baru
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : T E R J U A L
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan II Th.1964
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan / noda seperti uang diatas
Harga : Rp.4.500,- (obral)
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Bunga Th.1959
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan
Harga : T E R J U A L
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : Circulat ada lipatan dan noda tipis
Harga : Rp.30.000,-
Tersedia : Sesuai Contoh
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 25 Rupiah
Kondisi : UNC / Seperit baru
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : No Seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.25.000,-
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : UNC / Seperti baru
Harga :Terjual
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : Sesuai Gambar – klik pada gambar untuk memperbesar
Harga :Rp.70.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.25.000,-
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Pekerja Tangan I Th.1958
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : UNC / Seperti baru
Harga :Terjual
Tersedia : No seri bisa berbeda
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 50 Rupiah
Kondisi : Sesuai Gambar – klik pada gambar untuk memperbesar
Harga :Rp.70.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Badak Th.1977
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : 27.500,-
Kondisi : Circulated
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Badak Th.1977
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : 27.500,-
Seri : Dara / Bendungan Th.1982
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.7.500
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.7.500
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.5.000,-
-Tersedia-
Seri : Pekerja Tangan Th.1958
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / baru
Harga : Rp.30.500,-
-Tersedia-
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai namun masih utuh
Harga : Rp.2.500,-
-Tersedia-
Kondisi : Circulated Kertas utuh dan masih kaku
Harga : Rp.Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru (No Seri bisa berbeda)
Harga : Rp.5.000,-
-Tersedia-
Seri : Pekerja Tangan Th.1958
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : UNC / baru
Harga : Rp.30.500,-
-Tersedia-
Seri : Kapal Pinishi Th.1992
Nominal : 100 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai namun masih utuh
Harga : Rp.2.500,-
-Tersedia-
Seri : Ir. Soekarno Th.1960
Nominal : 100 RupiahKondisi : Circulated Kertas utuh dan masih kaku
Harga : Rp.Terjual
Tersedia : Sesuai contoh
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : Circulated warna sedikit coklat
Harga :Terjual
Seri : Wanita & Anggrek Th.1977
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : Circulated sedikit kusam
Harga : Rp.7.500,-
Tersedia : hampir Sesuai contoh
Seri : Bunga Bangkai Th.1982
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC sedikit gelombang
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Kijang Th.1988
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC / baru belum pernah terpakai
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Monyet Th.1992
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC / baru belum pernah terpakai
Harga : Rp.4.500,-
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : Circulated warna sedikit coklat
Harga :Terjual
Seri : Wanita & Anggrek Th.1977
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : Circulated sedikit kusam
Harga : Rp.7.500,-
Tersedia : hampir Sesuai contoh
Seri : Bunga Bangkai Th.1982
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC sedikit gelombang
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Kijang Th.1988
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC / baru belum pernah terpakai
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Monyet Th.1992
Nominal : 500 Rupiah
Kondisi : UNC / baru belum pernah terpakai
Harga : Rp.4.500,-
Tersedia : Sesuai contoh no seri bisa berbeda
Seri : Panglima Sudirman Th.1968
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Circulated
Harga : Rp.45.000,-
Kondisi : Unc / ada gelombang
Harga : Terjual
Stok : 0
Kondisi : Unc / ada gelombang dan flex tipis bgt
Harga : Rp.15.000,-
Stok : Tersedia No seri bisa berbeda
Seri : Soetomo Th.1980
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / bekas lipat halus
Harga : Rp.12.500,-
Stok : Tersedia No seri bisa berbeda
Kondisi : Unc / Baru (seri pengganti X)
Harga : @ Rp.5.000,-
Tersedia
Kondisi : Circulated
Harga : Rp.45.000,-
Seri : Soetomo Th.1980
Nominal : 1.000 RupiahKondisi : Unc / ada gelombang
Harga : Terjual
Stok : 0
Seri : Sisinga Mangaraja Th.1987
Nominal : 1.000 RupiahKondisi : Unc / ada gelombang dan flex tipis bgt
Harga : Rp.15.000,-
Stok : Tersedia No seri bisa berbeda
Seri : Soetomo Th.1980
Nominal : 1.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / bekas lipat halus
Harga : Rp.12.500,-
Stok : Tersedia No seri bisa berbeda
Seri : Lompat Batu / Danau Toba Th.1992
Nominal : 1.000 RupiahKondisi : Unc / Baru (seri pengganti X)
Harga : @ Rp.5.000,-
Tersedia
Seri : Teuku Umar / Menara Kudus Th.1986
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Terjual
Tersedia :No Seri bisa berbeda
Seri : Danau 3 Warna / Sasando Th.1992
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.15.000,-
Tersedia :No Seri bisa berbeda
Seri : Pengasah Intan / Rumah Adat Th.1980
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : Circulat (Seperti Gambar)
Harga : @ Rp.45.000,-
Tersedia : 1 lbr
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Terjual
Tersedia :No Seri bisa berbeda
Seri : Danau 3 Warna / Sasando Th.1992
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.15.000,-
Tersedia :No Seri bisa berbeda
Seri : Pengasah Intan / Rumah Adat Th.1980
Nominal : 5.000 Rupiah
Kondisi : Circulat (Seperti Gambar)
Harga : @ Rp.45.000,-
Tersedia : 1 lbr
Seri : Gamelan Jawa / Candi Perambanan Th.1979
Nominal : 10.000 Rupiah
Kondisi : Circulat (Ada bekas hekter)
Harga : Rp.75.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.55.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Kondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.35.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Kondisi : Circulat / pernah terpakai ada bekas lipatan
Harga : Rp.22.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Kondisi : Circulat / pernah terpakai ada bekas lipatan halus
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Kondisi : Circulat (Ada bekas hekter)
Harga : Rp.75.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : RA. Kartini Th.1985
Nominal : 10.000 RupiahKondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.55.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Sri Sultan Hamengkubuono IX Th.1992
Nominal : 10.000 RupiahKondisi : UNC / Baru
Harga : Rp.35.000,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : RA. Kartini Th.1985
Nominal : 10.000 RupiahKondisi : Circulat / pernah terpakai ada bekas lipatan
Harga : Rp.22.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar
Seri : Cut Nyak Dhien Th.1992
Nominal : 10.000 RupiahKondisi : Circulat / pernah terpakai ada bekas lipatan halus
Harga : Rp.17.500,-
Tersedia : Sesuai Gambar No Seri bisa berbeda
Seri : Burung Cindrawasih Th.1995
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku
Harga : Terjual
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Ki Hajar Dewantoro Th.1998
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh, bekas lipat halus
Harga : Rp.30.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Burung Cindrawasih Th.1992
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku
Harga : Terjual
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Burung Cindrawasih Th.1992
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku (karena berada didalam plastik tampilan kurang bagus, terlihat keropos. sebetulnya masih utuh)
Harga : Rp.45.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku
Harga : Terjual
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Ki Hajar Dewantoro Th.1998
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh, bekas lipat halus
Harga : Rp.30.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Burung Cindrawasih Th.1992
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku
Harga : Terjual
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : Burung Cindrawasih Th.1992
Nominal : 20.000 Rupiah
Kondisi : Circulat utuh dan masih kaku (karena berada didalam plastik tampilan kurang bagus, terlihat keropos. sebetulnya masih utuh)
Harga : Rp.45.000,-
Tersedia :Sesuai Gambar
Seri : WR. Soepratman Th.1958
Nominal : 50.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai Conto
Seri : Soeharto Th.1995
Nominal : 50.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.85.000,-
Tersedia : circulat kurang dikit dari contoh
Nominal : 50.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Terjual
Tersedia : Sesuai Conto
Seri : Soeharto Th.1995
Nominal : 50.000 Rupiah
Kondisi : Circulat / pernah terpakai
Harga : Rp.85.000,-
Tersedia : circulat kurang dikit dari contoh
1968 (seri Sudirman)
Seri Sudirman
Terdiri dari pecahan 1, 21/2, 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1000, 5000 dan 10000 rupiah
Merupakan seri yang memiliki pecahan terbanyak (11 lembar)
.
Pecahan 1 dan 2,5 rupiah
.
Relatif mudah ditemukan dan tidak bernilai tinggi, sekitar Rp.5000 perlembar UNC
.
.
Pecahan 5 rupiah 1968
.
Juga bernilai cukup murah, sekitar Rp. 10.000,- perlembar UNC.
Pecahan 10 rupiah
.
Bernilai sekitar 15.000 rupiah perlembar UNC
Pecahan 25 rupiah
Pecahan 50 rupiah
.
Bernilai sekitar Rp.30.000 perlembar UNC
Pecahan 100 rupiah
Relatif mudah ditemukan dan bernilai sekitar Rp.30 ribu UNC
Pecahan 500 rupiah
Bernilai sekitar Rp. 50 ribuan perlembar UNC
Pecahan 1000 rupiah
Sudah mulai sukar ditemukan, bernilai sekitar Rp. 100 ribuan UNC
Pecahan 5000 rupiah
Terdiri dari dua variasi nomor seri yaitu 2 huruf
yang lebih langka dan berwarna agak lebih pucat dan variasi 3 huruf yang
berwarna lebih gelap. Harga variasi 2 huruf sekitar Rp. 700 ribuan UNC
sedangkan variasi 3 huruf sekitar Ro. 600 ribuan UNC.
Perhatikan variasi 2 huruf yang lebih pucat
Pecahan 10000 rupiah
Seperti juga pecahan 5000, terdiri dari 2 variasi
nomor seri yaitu 2 huruf dan 3 huruf. Variasi 2 huruf lebih sukar
ditemukan dan berwarna juga lebih pucat. Harga UNC sekitar 500-600
ribuan
Warna variasi 2 huruf yang lebih pucat
Kesimpulan seri Sudirman:
1. Terdiri dari pecahan terbanyak
2. Pecahan kecil 1 s/d 1000 rupiah relatif mudah ditemukan dan tidak terlalu mahal
3. Pecahan 5000 dan 10000 mempunyai 2 variasi nomor seri
4. Seri terakhir yang diterbitkan oleh BI, setelah seri ini uang
kertas Indonesia selanjutnya tidak pernah diteribitkan dalam bentuk
lengkap satu seri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Jangan Menyertakan LINK HIDUP dalam Komentar teman - teman
Karena Saya AKAN MENGHAPUS KOMENTAR TERSEBUT !!!