SNMPTN 2013 |
Rencana pemerintah menghapus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur ujian tulis dibatalkan.
Tahun depan 30 persen dari total kuota mahasiswa baru, sekitar 120 ribu kursi, dialokasikan untuk saringan SNMPTN jalur ujian tulis.
Tahun depan 30 persen dari total kuota mahasiswa baru, sekitar 120 ribu kursi, dialokasikan untuk saringan SNMPTN jalur ujian tulis.
Skenario penghapusan SNMPTN jalur ujian tulis sempat mencuat setelah pelaksanaan SNMPTN 2012 beberapa waktu lalu. Saat itu, pemerintah membagi seleksi masuk kampus negeri hanya melewati SNMPTN jalur undangan sebesar 60 persen dari kuota mahasiswa baru nasional dan seleksi jalur mandiri sebesar 40 persen.
Rektor Universitas Negeri Jogjakarta (UNJ)
Rochmat Wahab menuturkan, skenario awal pembagian saringan masuk calom
mahasiswa baru tadi sudah dikoreksi.
‘’Aturan tadi tidak berpihak pada lulusan SMA yang lama (bukan tahun berjalan, red),’’ ujar dia.
Rochmat
mengatakan, jika skema tadi dijalankan, maka yang berhak mengikuti
SNMPTN jalur undangan hanya lulusan SMA tahun berjalan saja.
‘’Ini tidak adil,’’ kata dia. Karena menutup kesempatan lulusan SMA dua tahun sebelumnya.
Akhirnya,
komposisi seleksi masuk kampus negeri diperbaiki. Yaitu, kuota SNMPTN
jalur undangan sebesar 50 persen, SNMPTN jalur ujian tulis sebesar 30
persen, dan jalur ujian mandiri (yang dilaksanakan masing-masing kampus)
sebesar 20 persen.
Rochmat mengatakan, awalnya sempat muncul
usulan jika kuota untuk SNMPTN jalur ujian tulis cukup sepuluh persen
saja. Namun, usulan ini akhirnya tidak diterima. ‘’Jadi ini sudah tetap.
Kuota untuk SNMPTN jalur ujian tulis sebesar 30 persen,’’ katanya.
SNMPTN
jalur ujian tulis ini tetap akan diikuti lulusan SMA tahun berjalan,
hingga lulusan dua tahun sebelumnya. Dengan demikian, lulusan SMA yang
lama masih memiliki peluang untuk masuk ke PTN melalui jalur SNMPTN.
Di
bagian lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh
menuturkan, skema baru ini diharapkan berjalan dengan baik.
‘’Kuota
untuk SNMPTN jalur undangan yang kami tingkatkan menjadi 50 persen,
jangan dianggap negatif,’’ kata dia setelah membuka Olimpiade Penelitian
Siswa Indonesia (OPSI) di Jakarta, Selasa (9/10).
Ketika
pemerintah meningkatkan alokasi untuk SNMPTN jalur undangan, yang
menitikberatkan hasil rapor dan UN, banyak pihak yang merespon negatif.
Menurut mereka, hasil evaluasi rapor dan Ujian Nasional (UN) tidak bisa untuk menjadi acuan pemetaan kemampuan calon mahasiswa.
‘’Sekarang
yang mau menerima mahasiswa (PTN, red) menerima kok. Apakah yang protes
itu yang akan menampung mahasiswa baru,’’ ujar menteri asal Surabaya
itu.
Sumber : Riau Pos
visit back gan ..
BalasHapusbanyak informasi seru disini..
http://share.cb-master.asia/
bersyukur deh bwt ane biar bisa dpet negeri kuliahnya heheh komen back yaw
BalasHapus